Setelah sekian waktu tidak update artikel , penulis mau berbagi tentang
ukuran kandang atau bentuk kandang untuk ternak ayam hutan. ini saya
sampaikan terimakasih pada para pembaca yang budiman yang telah
berpartisipasi melalui sms ke no. Hp saya. Tapi mohon maaf yang
sebesar-besarnya ada beberapa yang tidak sempat terbalas. maklum Hp
jadul, memorinya cepat penuh dan terhapus.
Baik kita mulai dari sini : Penulis pertama kali mencoba beternak ayam
hutan ( feb 2006) hanya mempunyai 1 kandan polier berukuran : panjang 2
meter , tinggi 1 meter dan tinggi 1,5 meter . dan dari sinilah penulis
berhasil menangkarkan ayam hutan seperti ulasan pertama saya dan saat ini penulis memiliki 4 kandang polier dengan ukuran berbeda
sebut saja a dan b. kandang a berukurang 1 x 2.5 x 1.5 sedang kandang b
berukuran 1,25 x 3 x 1,60 m. Baik pada intinya
kandang ukuran A maupun B semuanya berhasil untuk menangkarkan ayam
hutan.
Menurut saya pribadi sebetulnya untuk jenis indukkan siap tangkar ukuran
kandang tidaklah begitu mempengaruhi keberhasilan dalam beternak.
bahkan penulispun pernah mengawinkan ayam hutan dalam 2 kandang box/
sangkar bekisar yang berukuran kurang lebih 60 x60x70 cm dan sang
betinapun bertelur . hanya saja faktor keselamatan tlur ini menjadikan
catatan khusus untuk menangkarkan di kandang yang sempit. Resiko
terinjak dan pecah sangatlah tinggi. Baik kita kembali ke masalah teknik
membuat kandang untuk ternak ayam hutan.
Ada beberapa faktor keberhasilan dalam menangkarkan ayam hutan:
- Indukan yang betul-betul sudah siap kawin.
- Indukan Jantan ; mempunyai kriteria :
Jinak, tidak takut kepada kita,
responsif terhadap ayam lain (misal ayam kampung) apalagi terhadap ayam hutan betina.
responsif terhadap ayam lain (misal ayam kampung) apalagi terhadap ayam hutan betina.
- Indukan Betina
Indukan betina juga harus sudah benar-benar siap kawin.
Ciri-ciri betina siap kawin sebagai berikut :
- Sering mengeluarkan suara : keek....keek....keek.... berulang dengan suara LEPAS/Keras bahkan terkadang mengeluarkan kokok layaknya si jantan. menurut saya ciri ini yang sangat mudah dikenali oleh kita.
- ciri selanjutnya adalah mata berbinar
- bulu-bulu tertata halus dan terlihat licin ini memerlukan pembiasaan untuk mengetahuinya.
2. RANGSUM / PAKAN
Ciri-ciri betina siap kawin sebagai berikut :
- Sering mengeluarkan suara : keek....keek....keek.... berulang dengan suara LEPAS/Keras bahkan terkadang mengeluarkan kokok layaknya si jantan. menurut saya ciri ini yang sangat mudah dikenali oleh kita.
- ciri selanjutnya adalah mata berbinar
- bulu-bulu tertata halus dan terlihat licin ini memerlukan pembiasaan untuk mengetahuinya.
2. RANGSUM / PAKAN
- Baik indukan jantan atau pun betina tentunya juga harus diperhatikan kesehatan dan rangsum makannya. ADA PENGALAMAN UNIK dari penulis mengenai rangsum ayam hutan ini : begini: Penulis terkadang memberi pakan tambahan berupa cacing (umpan pancing) yang penulis beli di penjual pakan burung, ketika ayam hutan (betina) belum siap kawin maka ayam-ayam ini enggan atau tidak mau menyantapnya, melirik-pun tidak ( uih...). tetapi ketika ayam ini memasuki masa kawin ataupun bertelor, maka jangan tannya berapapun ia santap !!! pengalaman ini berlaku untuk 8 ekor indukan betina hanya 1 ekor yang tidak mau menyantapnya.
- Jankrik, kroto, ulat dan suplemen tambahan ( sentrat ayam petelur) juga selalu hidangkan untuk ayam hutanku.
3. USIA indukan ayam hutan
Sepengalaman penulis : Usia ayam pejantan harus lebih tua dari indukan
betinanya. Penulis pernah mencampur ayam hutan jantan yang usianya lebih
muda dari betinanya, APA YANG TERJADI ? "PERKELAHIAN" ayam hutan betina
akan menolak kehadirannya sehingga ada sifat agresif/menyerang ketika
ayam hutan jantan saya masukkan ke polier. kondisi ini tetntunya tidak
akan baik jika diteruskan.
Sekali lagi ini berdasarkan penulis semata.
4. LOKASI KANDANG
Banyak yang berpendapat bahwa Lokasi kandang yang baik adalah di tempat
yang tenang agar seperti habitat aslinya , YA Silakan saja, bagi penulis
itu mungkin untuk indukan yang diperoleh hasil tangkapan , sehingga
sifat liarnya masih kental. TAPI jika Indukan betul2 jinak dan hasil
tangkaran/dipelihara dari kecil maka faktor tersebut diatas menurut
saya tidak berlaku. (bagi para pemula saya sarankan untuk melihat ciri
ayam hutan tangkapan dan ciri ayam hutan hasil tangkaran/dipelihara dari
kecil.
Meskipun begitu lokasi penangkaran IDEALNYA memang ditempat yang sepi, tidak banyak dilalui orang/keluarga/bahkan tamu
Penulis sendiri membuat kandang menjadi 3 katagori :
a. Lokasi di halaman rumah depan , sehingga lokasi ini sangatlah ramai,
kendaraan, lalulalang keluarga , tamu, tetangga, bahkan anak-anak kecil
kadang bermain bola di halaman saya. dan kutukan ayam hutan pun telah
dihasilkan dari kandang ini. Untuk lokasi iini tentunya diperuntukkan
bagi indukan yang betul2 pemberani dan sangat familiar terhadap
lingkungan ini.
b. Lokasi sepi dihalaman dalam rumah, ditempat ini hanya saya, dan
keluarga yang berlalu lalang. untuk meodel kandang ini saya peruntukkan
bagi indukan YANG HANYA JINAK KEPADA SAYA dan Keluarga. Jika ada orang
asing maka ayam ini akan sangat ketakutan. JANGAN SALAH meskipun ayam
dipelihara dari kecil ada juga yang mempunyai sifat seperti ini. jadi
perlu lokasi khusus. di lokasi ini kutukan ayam hutan juga telah saya
hasilkan.
c. Untuk lokasi yang ke tiga adalah lokasi yang saya sebut di atas;
yaitu sepi dan jauh dari keramaian, ini saya taruh dag di lantai dua
dimana lantai tersebut sebetulnya untuk jemuran pakaian, tapi sekarang
beralih fungsi untuk breeding ayam hutan. Kadang ini (dulu) saya
peruntukkan untuk ayam hutan tidak begitu jinak hasil tangkapan dari
hutan. ayam ini jika melihat majikannya masih takut, tapi jika melihat
indukan betina responyya sangat bagus. JANGAN SALAH Tafsir. sekali lagi
ayam ini mempunyai respon bagus dengan betinanya, tapi jika melihat
majikannya . Wuaduh.... minta ampyuun... kepalanya bisa-bisa penyok
terluka karena sifat liarnya. Tapi barang kali pembaca mempunyai ayam
hutan jantan dan jika didekatkan ke ayam hutan betina apa lagi ayam
kampung kok nampak ogah-ogahan ya..... mungkin butuh waktu dan
ketelatenan ekstra untuk membuat ayam bergairah/responsif kembali. oh
iya.... penulis juga pernah menghasilkan kutukan dari tipe kandang/ayam
ini
Masih ada beberapa faktor keberhasilan dalam menangkarkan ayam hutan,
antara lain TEKNIK/CARA MENCAMPUR Indukan dan CARA MENGAWINKAN INDUKAN
ayam hutan dan lain sebagainya akan saya bahas di lain kesempatan.
sedikit catatan saja bahwa:
Pengalaman saya di atas murni dari pengalaman saya pribadi, dan menurut
saya ITULAH yang menjadi SALAH SATU KUNCI keberhasilan dalam
menangkarkan ayam hutan. Sebetulnya masih banyak yang ingin penulis
sampaikan , berhubung banyak
keterbatasan mungkin akan saya update kembali PENGALAMAN SAYA tentang
beternak ayam hutan.