Cara Budidaya Ayam Pelung
Ayam pelung merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi (Jawa Barat).
Budidaya Ayam Pelung:
Budidaya yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan ayam pelung yang unggul dan baik terus dilakukan secara teliti dan tepat, yang mencakup antara lain : Pemilihan Induk, Pemilihan Pejantan, Teknik pemeliharaan dan kesehatan (sanitasi kandang & vaksinasi berkala).
Dengan perkembangan teknologi belakangan ini, kita semua sependapat bahwa ayam pelung harus dikembangkan dan dibididayakan secara maksimal untuk kepentingan kesejahteraan manusia, tetapi dari sisi melestarikan dan mengembangkan ayam pelung dengan tidak harus merusak atau memusnahkan ras pelung yang sudah ada dan terbukti memiliki berbagai keunggulan.
Ayam pelung memiliki sosok tubuh besar dan tegap, temboloknya tampak menonjol. Kakinya panjang, kuat, dan pahanya berdaging tebal. Ayam pelung jantan memiliki Jengger berbentuk wilah yang besar, tegak, bergerigi nyata dan berwarna merah cerah. Ayam pelung betina mempunyai jengger, tetapi jengger tersebut tidak berkembang dengan baik. Ayam pelung jantan dewasa mempunyai bobot badan berkisar antara 3,5 Kg – 5,5 Kg, sedangkan yang betina 2,5 Kg – 3,5 Kg.
Nama ayam pelung umumnya masih belum banyak dikenal di kalangan masyarakat Indonesia. kecuali masyarakat Cianjur dan Sukabumi karena ayam pelung berasal dari daerah tersebut. menurut para pakar pelung, keberadaan ayam pelung sudah dikenal lebih dari satu abad. Ayam pelung ini banyak dikenal oleh masyarakat sekitar kabupaten Cianjur dan Sukabumi.
Mungkin, anda bertanya-tanya sebenarnya apa keistimewaan ayam pelung?. Ayam pelung merupakan jenis ayam khas dan langka yang hingga sampai sekarang ini masih banyak dipelihara sebagai hewan kesayangan atau kelangenan bagi masyarakat Cianjur dan Sukabumi.
Keistimewaan ayam ini adalah suara kokok nya yang panjang dan merdu. menurut pakar ayam pelung, kata pelung berasal dari kata melewung (basa sunda) yang artinya adalah suara besar yang mengalun panjang dan menggema. Ayam jago pelung jika sudah berkokok biasanya lehernya terlihat melengkung panjang ke bawah dan ada yang sampai menyentuh tanah.
Konon awalnya Ayam pelung Berasal dari salah satu kampung di Kecamatan Warung kondang yang terletak di kaki Gunung Gede. Pada tahun 1850, Mama Djarkasih pada suatu malam bermimpi bertemu dengan Eyang Suryakancana. Dalam mimipinya Mama Djarkasih diperintahkan untuk pergi ke suatu tempat mengambil seekor ayam, ketika pergi ke ladang untuk bercocok tanam, beliau melihat seekor anak ayam yang berbulu jarang.
Teringat pada mimpinya beliau membawanya pulang ayam tersebut. Setelah ayam itu besar, temyata berbeda dengan ayam kampung pada umumnya, yaitu bersuara sangat panjang dan besar serta berirama merdu. kemudian Mama Djarkasih menyebutnya dengan sebutan Ayam Pelung.
Bagi masyarakat Cianjur kokokan Ayam Pelung digunakan sebagai pertanda bahwa waktu untuk shalat subuh sudah tiba. Ada juga sebagian penduduk yang mempercayai bahwa memelihara Ayam Pelung dapat mendatangkan rezeki, ketentraman, dan kebahagiaan hidup, tentu jika Ayam Pelung tersebut dirawat dengan baik.
Maka dari itu Ayam Pelung menjadi ciri khas daerah Cianjur yang dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu hewan unggul asli Indonesia. Ayam Pelung memiliki tiga sifat genetik, yaitu suara berkokok yang panjang mengalun, pertumbuhannya cepat dan postur badannya yang besar. Secara fisik, ayam pelung ini memang terkesan besar, beratnya saja bisa mencapai 5-6 kg untuk ayam jantan dewasa dan tingginya antara 40 sampai 50 centimeter.
Dengan kelebihan itulah ayam pelung sering dijadikan arena kontes untuk dinilai, baik dari bentuk, warna dan suaranya. Pada mulanya kontes ini diselenggarakan antar teman yang sama-sama penggemar ayam pelung. Dahulu ajang ini disebut kongkur (conqour) dan sampai sekarang sebutan tersebut masih sering dipakai.
Kontes Dan Bursa Ayam Pelung
Seperti halnya burung perkutut atau burung kicauan lainnya, ayam jago pelung juga dikonteskan yang menitik beratkan kepada alunan suaranya, dan sekarang ini hampir semua aspek sudah mendapat penilaian dalam suatu kontes : kontes suara khusus untuk jago ayam pelung, kontes penampilan, bobot badan dan juga untuk Pelung betina yang meliputi lomba lokal, nasional maupun internasional yang telah diagendakan secara terorganisir pada setiap tahunnya.
Pada kontes Ayam Pelung tersebut selain diadakan lomba tarik suara dan lainnya juga merupakan arena bursa penjualan dari anak ayam sampai ayam dewasa, dari usia 0 s/d 1 bulan (jodoan), usia 3 bulan (sangkal), usia 6 s/d 7 bulan (jajangkar), sampai kepada ayam pelung yang sudah jadi (siap kontes).
Dengan demikian lomba/kontes ayam pelung sekaligus merupakan bursa penjualan, promosi dan sosialisasi khusus ayam pelung. Melalui bursa semacam ini para pembeli, penjual dan penggemar merasa puas karena pada umumnya mendapatkan bibit-bibit maupun induk yang berkualitas dan tambahan pengetahuan tentang segala hal mengenai ayam pelung yang cukup memuaskan dari sesama peternak dan penggemar.
Kongkur biasanya diadakan antara bulan April sampai Juni dan diadakan di lapangan yang luas dan rimbun dari pepohonan serta tidak berisik. Biasanya setiap penyelenggaraan kongkur selalu ramai disaksikan oleh penduduk setempat. Kriterian penilaian mulai dari kesehatan, bentuk, umur, dan suara.
Secara fisik ayam pelung tidak terlalu beda dengan ayam kampung biasa, yang menjadi ciri khas dan keunikan ayam pelung ini adalah suara berkokoknya. Bila ayam ini dirawat dan dilatih dengan baik, maka akan menghasilkan suara berkokoknya yang begitu merdu didengar. Ada yang berkokok dengan suara yang panjang, ada yang berirama dan ada juga yang bersuara unik di tengah kukurannya,
Kini ayam pelung sudah banyak dikembangbiakkan di daerah pedesaan di Cianjur. Untuk mendapatkan bibit ayam ini bisa datang ke Kecamatan Warungkondang, Pacet, Cugenang, Cianjur dan Cempaka. Sedangkan untuk mendapatkan ayam pelung yang sudah menghasilkan suara bagus, Anda harus merogoh kocek lumayan besar, karena harganya bisa mencapai 10-20 juta per ekor.
Sedangkan untuk ayam betinanya yang masih berproduksi bernilai 500 ribu sampai 800 ribu. Harga yang tidak murah bila dibandingkan dengan ayam biasa. Tapi bagi yang hobi dan mencintai keunikan, harga ayam pelung ini sudah sebanding dengan kelebihannya.
Memilih bibit ayam pelung yang bagus
Dalam pembudidayaan ayam pelung, permasalahan yang sering ditemui adalah penyediaan bibit ayam pelung unggul. Dalam pencarian calon bibit unggul, selain didasarkan dari tampilan luarnya, juga seleksi ayam pelung yang berbasis konsep pemuliaan ternak, sehingga diperoleh bibit unggul, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas ternak. Ciri-ciri bibit unggul ayam pelung, yaitu:
#.Bagian tubuh tak ada yang rusak atau cacat, misalnya kaki utuh dan leher lurus
#.Otot gempal dan kuat,terutama dibagian paha dan dada.Tulangnya juga kuat
#.Susunan bulu teratur, saling menghimpit dan tampak mengkilat.Kondisi bulu yang baik mencerminkan kondisi kulit yang baik pula.
#. Mata cerah dan pandangannya tampak tajam.
#. Gerakannya gesit yaitu mudah berontak bila dipegang.
#.Ukuran badannya sedang, tidak kurus dan tidak gemuk.
#.Induk jantan mempunyai jengger yang berwarna merah cerah,kepala tampak kokoh, paruhpendek, tajam dan kuat.
#. Jarak ujung tulang dada dengan dubur berjarak minimal tiga jari tangan.
Cara merawat ayam pelung
Cara memelihara ayam pelung sebenarnya tidak berbeda dengan ayam kampong lainnya, hanya saja ayam pelung yang dibutuhkan kualitas suaranya, maka dibutuhkan perawatan khusus agar diperoleh suara yang bagus.
cara yang pertama adalah harus dikasih makan yang bergizi terutamanya di kasih jagung yang sudah di lembutkan +beras merah , jangan lupa tiap pagi dan sore harus di latih pernapasanya dengan cara rutin olahraga, tak lupa juga dikasih lauk pauknya seperti ikan, belut, kodok sawah dan lain lain agar tubuhnya kuat.
Jenis penyakit ayam pelung
Ayam Pelung termasuk jenis unggas yang tahan terhadap penyakit. Tetapi tidak berarti bahwa ayam Pelung tidak dapat diserang oleh penyakit.
a. Tetelo (New Castle Desease:ND)
Penyakit tetelo (New Castle Desease:ND)merupakan penyakit ayam yang sangat berbahaya dan sulit ditanggulangi. Penularannya dapat melalui berbagai media, antara lain : Kontak langsung antara ayam sehat dengan ayam yang sakit; Tamu yang masuk kedalam kompleks peternakan membawa bibit kuman penyakit ini; Tempat makan dan minum yang kurang bersih, sehingga mudah ditempeli oleh virus penyakit ini; Burung-burung liar (misalnya burung gereja) yang ikut memakan makanan ayam. Tingkat kematian akibat penyakit ini sangat tinggi, sekitar 10-100%.
b. Pilek (snot)
Penyebab penyakit ini adalah bakteri (Hemophilus galiarum). Penularannya dapat melalui berbagai media, antara lain :Kontak langsung antara ayam sehat dengan ayam yang sakit; Melalui udara, debu, makanan dan alat-alat dalam kandang yang kurang bersih; Tamu yang masuk kedalam kompleks peternakan membawa bibit kuman penyakit ini; Burung-burung liar (misalnya burung gereja) yang ikut memakan makanan ayam. Tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit ini juga sangat tinggi.
c. Berak darah (Coccidiocis)
Berak darah (Coccidiocis) dapat menyerang ayam segala umur. Penularannya dapat terjadi melalui : binatang lain (seperti tikus, burung, ayam liar yang masuk kedalam kandang dan telah membawa bibit penyakit atau empat makan dan minum yang kurang bersih.
d. Sesak napas
Sesak napas penyebabnya adalah bakteri (Mycroplasma gallisepticum). Penyakit ini menyerang alat-alat pernapasan, sehingga ayam kesulitan untuk bernapas.
e. Berak Kapur
Berak kapur disebabkan oleh bakteri (Salmonella pullorum). Penyakit ini lebih suka menyerang anak ayam dan ayam dara. Penularannya melalui : Telur; Kontak langsung antara ayam sehat dengan ayam yang sakit; peralatan penetasan dan peralatan-peralatan kandang yang kurang bersih.
2. Cara Menanggulangi Penyakit
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penularan penyakit, peternak harus segera mengakaratina ayam yang dicurigai sakit, pemberian obat sesuai gejala, melarang atau membatasi tamu yang masuk ke kompleks peternakan. Disamping itu kebersihan peralatan kandang, seperti tempat pakan dan minum serta keadaan kandang harus selalu diperhatikan.
Analisa Usaha Ayam Pelung
Modal yang dibutuhkan di budidaya ayam pelung umumnya tidak terlalu besar. Pengeluaran tertinggi adalah di pembelian bibit.
Investasi kandang Rp 2.000.000
Pembelian bibit jantan
Rp 1.000.000
Pembelian bibit betina
Rp 250.000
Biaya pakan dalam satu tahun
Rp 2.500.000
Pengeluaran lain-lain Rp 500.000
Total Rp 6.250.000
Pendapatan
Dari satu indukan jantan dan betina bisa bertelur sebanyak 10 – 15 butir telur dalam 2 bulan dengan penetasan sekitar 80%. Harga anak ayam memiliki kelipatan per bulan.
12 ekor anak ayam umur
3 bulan x Rp 200.000
= Rp 2.400.000
Dalam satu tahun ayam pelung
mampu 6 kali bertelur.
Rp 2.400.000 x 6 =
Rp 14.400.000
Rp 14.400.000 – Rp 6.250.000
Keuntungan pertahun = Rp 8.150.000
Ayam pelung merupakan ayam lokal yang berkembang di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi (Jawa Barat).
Budidaya Ayam Pelung:
Budidaya yang bertujuan untuk menghasilkan keturunan ayam pelung yang unggul dan baik terus dilakukan secara teliti dan tepat, yang mencakup antara lain : Pemilihan Induk, Pemilihan Pejantan, Teknik pemeliharaan dan kesehatan (sanitasi kandang & vaksinasi berkala).
Dengan perkembangan teknologi belakangan ini, kita semua sependapat bahwa ayam pelung harus dikembangkan dan dibididayakan secara maksimal untuk kepentingan kesejahteraan manusia, tetapi dari sisi melestarikan dan mengembangkan ayam pelung dengan tidak harus merusak atau memusnahkan ras pelung yang sudah ada dan terbukti memiliki berbagai keunggulan.
Ayam pelung memiliki sosok tubuh besar dan tegap, temboloknya tampak menonjol. Kakinya panjang, kuat, dan pahanya berdaging tebal. Ayam pelung jantan memiliki Jengger berbentuk wilah yang besar, tegak, bergerigi nyata dan berwarna merah cerah. Ayam pelung betina mempunyai jengger, tetapi jengger tersebut tidak berkembang dengan baik. Ayam pelung jantan dewasa mempunyai bobot badan berkisar antara 3,5 Kg – 5,5 Kg, sedangkan yang betina 2,5 Kg – 3,5 Kg.
Nama ayam pelung umumnya masih belum banyak dikenal di kalangan masyarakat Indonesia. kecuali masyarakat Cianjur dan Sukabumi karena ayam pelung berasal dari daerah tersebut. menurut para pakar pelung, keberadaan ayam pelung sudah dikenal lebih dari satu abad. Ayam pelung ini banyak dikenal oleh masyarakat sekitar kabupaten Cianjur dan Sukabumi.
Mungkin, anda bertanya-tanya sebenarnya apa keistimewaan ayam pelung?. Ayam pelung merupakan jenis ayam khas dan langka yang hingga sampai sekarang ini masih banyak dipelihara sebagai hewan kesayangan atau kelangenan bagi masyarakat Cianjur dan Sukabumi.
Keistimewaan ayam ini adalah suara kokok nya yang panjang dan merdu. menurut pakar ayam pelung, kata pelung berasal dari kata melewung (basa sunda) yang artinya adalah suara besar yang mengalun panjang dan menggema. Ayam jago pelung jika sudah berkokok biasanya lehernya terlihat melengkung panjang ke bawah dan ada yang sampai menyentuh tanah.
Konon awalnya Ayam pelung Berasal dari salah satu kampung di Kecamatan Warung kondang yang terletak di kaki Gunung Gede. Pada tahun 1850, Mama Djarkasih pada suatu malam bermimpi bertemu dengan Eyang Suryakancana. Dalam mimipinya Mama Djarkasih diperintahkan untuk pergi ke suatu tempat mengambil seekor ayam, ketika pergi ke ladang untuk bercocok tanam, beliau melihat seekor anak ayam yang berbulu jarang.
Teringat pada mimpinya beliau membawanya pulang ayam tersebut. Setelah ayam itu besar, temyata berbeda dengan ayam kampung pada umumnya, yaitu bersuara sangat panjang dan besar serta berirama merdu. kemudian Mama Djarkasih menyebutnya dengan sebutan Ayam Pelung.
Bagi masyarakat Cianjur kokokan Ayam Pelung digunakan sebagai pertanda bahwa waktu untuk shalat subuh sudah tiba. Ada juga sebagian penduduk yang mempercayai bahwa memelihara Ayam Pelung dapat mendatangkan rezeki, ketentraman, dan kebahagiaan hidup, tentu jika Ayam Pelung tersebut dirawat dengan baik.
Maka dari itu Ayam Pelung menjadi ciri khas daerah Cianjur yang dilestarikan dan dikembangkan sebagai salah satu hewan unggul asli Indonesia. Ayam Pelung memiliki tiga sifat genetik, yaitu suara berkokok yang panjang mengalun, pertumbuhannya cepat dan postur badannya yang besar. Secara fisik, ayam pelung ini memang terkesan besar, beratnya saja bisa mencapai 5-6 kg untuk ayam jantan dewasa dan tingginya antara 40 sampai 50 centimeter.
Dengan kelebihan itulah ayam pelung sering dijadikan arena kontes untuk dinilai, baik dari bentuk, warna dan suaranya. Pada mulanya kontes ini diselenggarakan antar teman yang sama-sama penggemar ayam pelung. Dahulu ajang ini disebut kongkur (conqour) dan sampai sekarang sebutan tersebut masih sering dipakai.
Kontes Dan Bursa Ayam Pelung
Seperti halnya burung perkutut atau burung kicauan lainnya, ayam jago pelung juga dikonteskan yang menitik beratkan kepada alunan suaranya, dan sekarang ini hampir semua aspek sudah mendapat penilaian dalam suatu kontes : kontes suara khusus untuk jago ayam pelung, kontes penampilan, bobot badan dan juga untuk Pelung betina yang meliputi lomba lokal, nasional maupun internasional yang telah diagendakan secara terorganisir pada setiap tahunnya.
Pada kontes Ayam Pelung tersebut selain diadakan lomba tarik suara dan lainnya juga merupakan arena bursa penjualan dari anak ayam sampai ayam dewasa, dari usia 0 s/d 1 bulan (jodoan), usia 3 bulan (sangkal), usia 6 s/d 7 bulan (jajangkar), sampai kepada ayam pelung yang sudah jadi (siap kontes).
Dengan demikian lomba/kontes ayam pelung sekaligus merupakan bursa penjualan, promosi dan sosialisasi khusus ayam pelung. Melalui bursa semacam ini para pembeli, penjual dan penggemar merasa puas karena pada umumnya mendapatkan bibit-bibit maupun induk yang berkualitas dan tambahan pengetahuan tentang segala hal mengenai ayam pelung yang cukup memuaskan dari sesama peternak dan penggemar.
Kongkur biasanya diadakan antara bulan April sampai Juni dan diadakan di lapangan yang luas dan rimbun dari pepohonan serta tidak berisik. Biasanya setiap penyelenggaraan kongkur selalu ramai disaksikan oleh penduduk setempat. Kriterian penilaian mulai dari kesehatan, bentuk, umur, dan suara.
Secara fisik ayam pelung tidak terlalu beda dengan ayam kampung biasa, yang menjadi ciri khas dan keunikan ayam pelung ini adalah suara berkokoknya. Bila ayam ini dirawat dan dilatih dengan baik, maka akan menghasilkan suara berkokoknya yang begitu merdu didengar. Ada yang berkokok dengan suara yang panjang, ada yang berirama dan ada juga yang bersuara unik di tengah kukurannya,
Kini ayam pelung sudah banyak dikembangbiakkan di daerah pedesaan di Cianjur. Untuk mendapatkan bibit ayam ini bisa datang ke Kecamatan Warungkondang, Pacet, Cugenang, Cianjur dan Cempaka. Sedangkan untuk mendapatkan ayam pelung yang sudah menghasilkan suara bagus, Anda harus merogoh kocek lumayan besar, karena harganya bisa mencapai 10-20 juta per ekor.
Sedangkan untuk ayam betinanya yang masih berproduksi bernilai 500 ribu sampai 800 ribu. Harga yang tidak murah bila dibandingkan dengan ayam biasa. Tapi bagi yang hobi dan mencintai keunikan, harga ayam pelung ini sudah sebanding dengan kelebihannya.
Memilih bibit ayam pelung yang bagus
Dalam pembudidayaan ayam pelung, permasalahan yang sering ditemui adalah penyediaan bibit ayam pelung unggul. Dalam pencarian calon bibit unggul, selain didasarkan dari tampilan luarnya, juga seleksi ayam pelung yang berbasis konsep pemuliaan ternak, sehingga diperoleh bibit unggul, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas ternak. Ciri-ciri bibit unggul ayam pelung, yaitu:
#.Bagian tubuh tak ada yang rusak atau cacat, misalnya kaki utuh dan leher lurus
#.Otot gempal dan kuat,terutama dibagian paha dan dada.Tulangnya juga kuat
#.Susunan bulu teratur, saling menghimpit dan tampak mengkilat.Kondisi bulu yang baik mencerminkan kondisi kulit yang baik pula.
#. Mata cerah dan pandangannya tampak tajam.
#. Gerakannya gesit yaitu mudah berontak bila dipegang.
#.Ukuran badannya sedang, tidak kurus dan tidak gemuk.
#.Induk jantan mempunyai jengger yang berwarna merah cerah,kepala tampak kokoh, paruhpendek, tajam dan kuat.
#. Jarak ujung tulang dada dengan dubur berjarak minimal tiga jari tangan.
Cara merawat ayam pelung
Cara memelihara ayam pelung sebenarnya tidak berbeda dengan ayam kampong lainnya, hanya saja ayam pelung yang dibutuhkan kualitas suaranya, maka dibutuhkan perawatan khusus agar diperoleh suara yang bagus.
cara yang pertama adalah harus dikasih makan yang bergizi terutamanya di kasih jagung yang sudah di lembutkan +beras merah , jangan lupa tiap pagi dan sore harus di latih pernapasanya dengan cara rutin olahraga, tak lupa juga dikasih lauk pauknya seperti ikan, belut, kodok sawah dan lain lain agar tubuhnya kuat.
Jenis penyakit ayam pelung
Ayam Pelung termasuk jenis unggas yang tahan terhadap penyakit. Tetapi tidak berarti bahwa ayam Pelung tidak dapat diserang oleh penyakit.
a. Tetelo (New Castle Desease:ND)
Penyakit tetelo (New Castle Desease:ND)merupakan penyakit ayam yang sangat berbahaya dan sulit ditanggulangi. Penularannya dapat melalui berbagai media, antara lain : Kontak langsung antara ayam sehat dengan ayam yang sakit; Tamu yang masuk kedalam kompleks peternakan membawa bibit kuman penyakit ini; Tempat makan dan minum yang kurang bersih, sehingga mudah ditempeli oleh virus penyakit ini; Burung-burung liar (misalnya burung gereja) yang ikut memakan makanan ayam. Tingkat kematian akibat penyakit ini sangat tinggi, sekitar 10-100%.
b. Pilek (snot)
Penyebab penyakit ini adalah bakteri (Hemophilus galiarum). Penularannya dapat melalui berbagai media, antara lain :Kontak langsung antara ayam sehat dengan ayam yang sakit; Melalui udara, debu, makanan dan alat-alat dalam kandang yang kurang bersih; Tamu yang masuk kedalam kompleks peternakan membawa bibit kuman penyakit ini; Burung-burung liar (misalnya burung gereja) yang ikut memakan makanan ayam. Tingkat kematian yang disebabkan oleh penyakit ini juga sangat tinggi.
c. Berak darah (Coccidiocis)
Berak darah (Coccidiocis) dapat menyerang ayam segala umur. Penularannya dapat terjadi melalui : binatang lain (seperti tikus, burung, ayam liar yang masuk kedalam kandang dan telah membawa bibit penyakit atau empat makan dan minum yang kurang bersih.
d. Sesak napas
Sesak napas penyebabnya adalah bakteri (Mycroplasma gallisepticum). Penyakit ini menyerang alat-alat pernapasan, sehingga ayam kesulitan untuk bernapas.
e. Berak Kapur
Berak kapur disebabkan oleh bakteri (Salmonella pullorum). Penyakit ini lebih suka menyerang anak ayam dan ayam dara. Penularannya melalui : Telur; Kontak langsung antara ayam sehat dengan ayam yang sakit; peralatan penetasan dan peralatan-peralatan kandang yang kurang bersih.
2. Cara Menanggulangi Penyakit
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penularan penyakit, peternak harus segera mengakaratina ayam yang dicurigai sakit, pemberian obat sesuai gejala, melarang atau membatasi tamu yang masuk ke kompleks peternakan. Disamping itu kebersihan peralatan kandang, seperti tempat pakan dan minum serta keadaan kandang harus selalu diperhatikan.
Analisa Usaha Ayam Pelung
Modal yang dibutuhkan di budidaya ayam pelung umumnya tidak terlalu besar. Pengeluaran tertinggi adalah di pembelian bibit.
Investasi kandang Rp 2.000.000
Pembelian bibit jantan
Rp 1.000.000
Pembelian bibit betina
Rp 250.000
Biaya pakan dalam satu tahun
Rp 2.500.000
Pengeluaran lain-lain Rp 500.000
Total Rp 6.250.000
Pendapatan
Dari satu indukan jantan dan betina bisa bertelur sebanyak 10 – 15 butir telur dalam 2 bulan dengan penetasan sekitar 80%. Harga anak ayam memiliki kelipatan per bulan.
12 ekor anak ayam umur
3 bulan x Rp 200.000
= Rp 2.400.000
Dalam satu tahun ayam pelung
mampu 6 kali bertelur.
Rp 2.400.000 x 6 =
Rp 14.400.000
Rp 14.400.000 – Rp 6.250.000
Keuntungan pertahun = Rp 8.150.000