Cerita Gairah Kenakalan Suami Istri
Hari itu, ketika suamiku hendak berangkat ke kantor, ia bilang akan pulang sekitar pukul 4 sore dengan membawa 2 orang temannya. Tentu saja sebagai istri yang baik, aku mulai menyiapkan hidangan untuk menyambut mereka.
Pukul 3 sore, masakan sudah beres, tinggal menghidangkan di meja makan. Tetapi karena hawa ibu kota yang begitu panas, aku tak tahan berlama-lama di dapur, langsung saja aku pergi ke kamar mandi.
Aku jengkel dengan suamiku yang merusakkan engsel daun pintu kamar mandi, sehingga satu-satunya kamar mandi di rumah ini tidak memiliki daun pintu. Tapi biarlah, karena saat ini aku sendirian di rumah, maka aku langsung saja mandi, menyabuni seluruh tubuhku, menggosok setiap lekuk badanku.
Tiba-tiba pintu depan rumahku terbuka, terdengar suamiku memanggilku, dan juga terdengar suara-suara asing yang kuyakini itu adalah suara teman-teman suamiku.
Akupun bergegas membilas tubuhku, aku tak mau ada orang yang melihatku mandi seperti ini. Suamiku mengejutkanku dengan muncul di pintu kamar mandi, jantungku berdegup kencang.
“Yang, aku bawa 2 temanku, setelah ini tolong hidangkan makanannya ya, kami udah lapar.” kata suamiku. Setelah itu ia pergi menemui kedua temannya itu.
Aku segera meraih handuk di gantungan, dan oh tidak! Ternyata handuk yang ada hanya handuk kecil seukuran 20x50cm yang biasa digunakan untuk menutupi rambut setelah keramas. Aku ingat bahwa handuk lainnya aku cuci tadi pagi. Pakaian yang baru saja kugunakan pun sudah basah terendam di ember.
Ya ampun! Bagaimana caraku menggunakan handuk sekecil ini untuk menutupi tubuhku?!
Akupun mencoba melilitkan handuk tersebut dengan bermacam-macam posisi. Ketika kulilitkan untuk menutupi buah dadaku, handuk itu tak dapat menutupi vaginaku karena hanya selebar 20cm, bahkan untuk melingkari payudaraku yang berukuran 36b pun tak bisa!
Aku kembali berpikir, apakah aku melilitkan handuk ini di pinggangku saja? Sehingga vaginaku tertutupi tetapi dengan resiko seluruh dadaku terbuka dan mungkin aku bisa menutupinya dengan tanganku? Aku rasa itu cara yang terbaik, pikirku.
Namun panggilan suamiku mengejutkanku, aku langsung panik dan menutupkan handuk itu secara vertikal ke badanku. Dengan posisi handuk seperti itu, maka hanya akan menutupi 2 puting dan vaginaku. Lalu aku menyilangkan tangan kanan di dada dan tangan kiri ke selangkanganku untuk menempelkan handuk itu di tubuhku.
Setelah itu aku berjalan dengan dada sangat berdebar-debar dan semakin berdebar keras karena suamiku dan teman-temannya duduk di ruang tv depan kamarku. Ketika mereka bertiga melihatku, mereka seketika terperangah dengan busanaku.
Yang lebih mengejutkan lagi, suamiku menyuruhku untuk berkenalan dengan mereka. Mereka pun mengulurkan tangan kanannya, tentu saja harus kusambut dengan tangan kananku, oh, aku sadar bahwa tangan kananku menutupi buah dadaku, apabila aku lupa mungkin saja aku langsung menyalami mereka dan jatuhlah handukku sehingga payudaraku menjadi tontonan gratis bagi mereka. Namun itu tidak terjadi, aku masih sadar dan menggantikan tangan kanan dengan tangan kiri untuk memegang handuk di dadaku.
Posisi duduk 2 teman suamiku itu berada di ujung sofa yang berbentuk L dan suamiku berada di tengah. Aku pun menjabat tangan pria yang di ujung, dia pria berkulit hitam bernama Mike. Lalu aku berpaling ke teman suamiku yang lain, kali ini pria berkulit putih bernama andrew. Setelah itu aku berjalan ke kamar dengan membelakangi mereka bertiga, tentu saja bagian belakang tubuh termasuk pantat ku tidak tertutupi sehelai benangpun dan menjadi santapan liar mata WNA itu.
Pintu kamar kututup dan dengan dada masih berdebar keras, aku menutupkan kedua tangan ke mukaku. Terbayang betapa malunya aku, tetapi aku sadar handukku telah terjatuh dan memperlihatkan vaginaku yang basah, padahal seingatku tadi sudah kukeringkan. Sudahlah, aku segera mengambil pakaian.
Ketika aku membuka pintu lemari, suamiku masuk dan meminta handuk untuk 2 temannya yang ingin mandi. Tetapi handuk cadangan pun tidak ada karena kucuci semuanya tadi.
Suamiku keluar kamar dan memberitahukan hal tersebut kepada teman-temannya. Tetapi panasnya ibu kota membuat mereka tidak menjadikan hal tersebut sebagai masalah. Buktinya kudengar seseorang mulai mandi.
Aku memilih mengunakan daster sepanjang lutut karena hawa yang memang panas. Lalu aku mengintip ke arah kamar mandi melalui jendela kamarku.
Oh… Aku melihat Mike si kulit hitam sedang menyiramkan air ke tubuhnya, tetapi yang menarik perhatianku adalah penis Mike yang luar biasa panjangnya, mengayun-ayun terkena siraman air. Kulihat penis itu menempel di bibir bak mandi, panjangnya sama dengan panjang 1 kotak keramik di bak mandiku.
Aku terkejut karena suamiku kembali memanggilku, kali ini ia meminta dibuatkan minuman dingin. Langsung saja aku menuju dapur dan ups, ketika sampai di dapur aku lupa memakai BH dan CD. Tapi aku tidak memikirkan hal itu dan mulai membuatkan minum untuk tamu-tamu suamiku.
Aku taruh minuman-minuman itu di meja ruang tengah dan aku kembali ke dapur. Suamiku menyusulku dan ketika aku menyiapkan makanan di dapur, ia mengatakan bahwa ketika aku bersalaman dengan teman-temannya tadi, aku terlalu membungkuk, hal itu mengakibatkan handuk yang kupakai tidak lagi menutupi bagian bawah tubuhku, itu artinya vaginaku yang berbulu tipis terlihat oleh Mike dan tentu saja Andrew yang berada di belakangku juga melihat pantat dan vaginaku yang merekah. Juga sebaliknya ketika aku menyalami Andrew.
Mendengar cerita suamiku ini, vaginaku langsung terasa gatal, tetapi entah perasaan apa ini, perasaan yang membuatku semakin ketagihan. Lalu suamiku mengajak teman-temannya kemeja makan di dapur untuk menyantap hidangan yang telah kusiapkan.
Tiba-tiba hujan turun dan aku teringat dengan jemuranku. Aku pun langsung mengangkat semua jemuranku. Banyaknya cucianku menjadikan aku harus hujan-hujanan lebih lama. Aku langsung menaruh cucianku di kamar dan kembali ke meja makan untuk menemani suamiku.
Sesampainya di sana, suamiku berkata, “Hei, itu...” sambil menunjuk tubuhku, oh! Daster pink yang tadinya longgar sekarang menempel erat disetiap lekuk badanku karena basah, tentu saja putingku tercetak begitu jelas dengan bulatan payudaraku, oh… Vaginaku pun demikian.
“Ahhh…” aku berteriak kecil dan berlari ke dalam kamar.
Dan bodohnya, aku langsung mengangkat dan melepaskan dasterku, sedangkan kamarku itu bisa dilihat dari jendela yang berbatasan dengan dapur, jadilah tubuh basahku menjadi pemandangan yang membuat setiap laki-laki menelan air liurnya.
Gairahku tiba-tiba meledak, tapi aku masih berusaha menahannya. Aku segera berpakaian lagi, aku mengambil sebuah kimono dan kembali ke meja dapur dengan cairan yang meleleh dari lubang vagina. Dua pria asing itu tersenyum dan berkata sesuatu yang tidak kumengerti ke suamiku. Setelah makan mereka langsung berpamitan pulang. Akupun menarik suamiku ke sofa dan memintanya langsung menusukkan penisnya.
Tak seperti biasanya, suamiku begitu panas dan perkasanya hingga aku merasakan 3 kali orgasme.
Setelah kupikir-pikir lagi, hari itu adalah hari yang gila!
Setelah puas bercinta dengan suamiku, aku kekamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Aku teringat dengan penis Mike yang seukuran keramik bak mandi. Aku ke kamar lalu mengambil sebuah penggaris dan mengukur panjang keramik itu, hmm… 25cm. Badanku langsung merinding.
***
Di lain hari, bersama suami aku pergi mengunjungi sahabatku, Lusi. Kita sudah saling mengenal, karena aku dan suamikulah yang menjodohkan Lusi dengan suaminya. Siang itu suamiku menceritakan kegilaanku pada sepasang pengantin muda itu.
Adi, suami Lusi, tertawa mendengar cerita suamiku, sedangkan Lusi mukanya memerah sambil menutupkan tangan ke mukanya. ”Lus, kamu berani gak kayak aku?” aku menantang Lusi.
“Berani!” jawabnya sambil menantang balik, “Ayo sekarang! Di depan suami-suami kita.”
“Hm, sapa takut!” Aku dan lusi pergi ke kamar mandi, lalu kujumpai handuk yang sama dengan yang kupakai dulu, hanya milik Lusi berwarna cokelat. Kami pun mandi bersama, tapi karena hanya ada 1 handuk, maka kita bergantian menjadi ‘model’ di depan suami-suami kita.
Ketika kutawarkan 3 posisi handuk yang kupikirkan, Lusi memilih melilitkan handuk di pinggangnya, tetapi karena pantat Lusi yg lebih besar, maka ujung lilitan handuk itu hanya bersatu pada ikatannya saja.
So, ketika Lusi berjalan, pahanya akan terlihat jelas. Dan tangan kiri Lusi menutup puting pada payudara 36C-nya. Aku melihat dua suami beruntung itu berdecak kagum. Sial, ternyata suamiku menikmati pemandangan itu, awas ya! Kataku pelan. Lusi kemudian memakai kimono di kamarnya dan sambil tersenyum puas menyerahkan handuk kecil itu padaku.
Aku pun tak mau kalah! Aku menyiramkan air ke tubuhku, lalu mengeringkan dengan handuk itu. Kulilitkan handuk itu di pinggangku sama seperti Lusi, bedanya Lusi menggunakan tangannya untuk menutupi putingnya, sedangkan aku? Aku menggunakan rambut basahku. Tapi karena tidak cukup panjang, maka rambutku hanya mampu menutupi putingku, sedangkan bulatan payudaraku terlihat jelas.
Akupun berjalan menuju suamiku, dia hanya tersenyum saja, sedangkan Adi bersiul untukku, mengagumi keberanianku. Uwh! Puas rasanya setelah kulihat Lusi yang cemburu melihat tingkah suaminya.
Tapi duel ini belum berakhir, kali ini para pria yang menyiapkan tantangan untuk aku dan Lusi. Adi memberi kami dua benda. Yaitu selotip hitam dengan lebar 2cm dan sebuah perban putih yang transparan dengan ukuran 2cm x 2meter.
Kami boleh memilih salah satu, maka aku dan Lusi kembali ke kamar dan melakukan undian untuk memilih dua benda tersebut. Akhirnya aku mendapatkan selotip hitam, sedangkan Lusi dengan perban. Kami pun mulai aksi, aku menempelkan selotip itu pada kedua putingku. Terlihat begitu membekas karena putingku yang sedang keras kututup dengan selotip.
Tetapi aku bingung, apakah aku harus menselotip vaginaku?
Yah, mau bagaimana lagi, aku menempelkan selotip itu dari clitorisku hingga batas bawah vaginaku. Aku langsung keluar kamar tapi sangat terkejut melihat dua suami ini sudah telanjang bulat.
Aku pun berjalan dengan perasaan yang gugup menghampiri Adi, dan aku duduk di pangkuannya! Oh, penisnya mengganjal pantat dan terlihat mengintip celah di selangkanganku. Kulihat suamiku hanya diam, namun matanya melotot, cemburu mungkin ;p
Lusi yang mengintip pun terlihat manyun. Dan ia segera keluar kamar, Lusi melingkarkan perban itu untuk menutupi putingnya, sedangkan vaginanya tanpa ditutupi apapun! Dia berjalan ke arah suamiku tetapi aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya karena Adi sudah keburu melepas selotip di putingku dan kemudian menjilat dan meremasi payudaraku.
Aku hanya bisa mendesah menikmati perlakuan Adi kepadaku ini. Sekilas kulirik Lusi dan suamiku, terlihat Lusi sudah menaik turunkan badannya dengan penis suamiku menancap pada vaginanya, terlihat begitu eksotis dan oh…
Adi menarik selotip di vaginaku, terasa sakit namun sensasinya tak terkatakan, aku sungguh menikmatinya. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu depan rumah. Adi kaget dan langsung mengambil handuk kecil yang tadi kami gunakan untuk dililitkannya.
Lusi mengajak aku dan suamiku untuk pindah ke kamarnya. Aku melihat Lusi dan suamiku melanjutkan percintaan mereka dengan posisi dogie. Lusi memberi isyarat agar aku tidur di bawahnya dan mulai menjilati liang vaginaku sambil berdogie ria dengan suamiku.
Lidah Lusi sungguh lihai menyusuri liang vaginaku sehingga aku mulai bersiap untuk klimaks, sayangnya Lusi mendahuluiku dengan orgasmenya. Karena belum mencapai klimaks, aku mendorong suamiku untuk melayaniku dengan posisi woman on top.
Akhirnya vaginaku ini terisi oleh penis juga, ah, aku benar-benar tak tahan dan terus menggoyang. Suamiku terlihat akan mengalami orgasme, kugoyang pantatku maju mundur lebih cepat lagi.
Adi yang masuk ke dalam kamar langsung meraih tubuh Lusi dan menggenjotnya sekuat tenaga. Desahan nikmat 4 orang di dalam kamar itu benar-benar membangkitkan gairah kami, ugh, aku dan suamiku orgasme bersamaan, disusul Adi dan Lusi.
Suamiku segera mengajakku pulang karena ada urusan mendadak, diapun langsung memakai pakaiannya, sedangkan aku ke kamar mandi untuk mengambil BH n CD-ku, tapi ternyata BH n CD-ku terjatuh di lantai kamar mandi. sepertinya aku harus pulang tanpa memakai pakaian dalam…
***
Masih dengan aku, Galih, seorang istri yang selalu mencoba memancing gairah anda. Hari ini, aku bersama suami mengikuti acara liburan kantor suami ke Bali. Semua pegawai termasuk Mike dan Andrew juga ikut. Ketika sampai di Bali, kami langsung diberi kunci kamar hotel, dan selanjutnya akan mengunjungi Tanah Lot.
Aku bertanya pada suamiku, “Enaknya pake pakean apa ya, mas?”
“Pake hotpants sama kaos biasa aja,” jawab suamiku.
Aku mengambil sebuah hotpants berwarna hitam dan kaus tanpa lengan berwarna putih. Selanjutnya kita bersama teman-teman suamiku menikmati pantai Tanah Lot yang indah…
Setelah satu jam, kami menerima panggilan dari tour leader untuk segera ke Bus dan melanjutkan perjalanan untuk bermain rafting.
Aku bertanya pada teman kerja suamiku yang wanita, “Bawa pakaian ganti gak?”
Ternyata mereka semua membawa pakaian ganti.
Oh, perasaanku mulai campur aduk…
Dalam perjalanan, Mike si hitam menghampiri tempat duduk suamiku, memberi hadiah sebagai ganti jamuan makan siang di rumah kemarin. Suamiku langsung menerima pemberian Mike dan menyerahkan padaku.
Kubuka, berisi sebuah sarung pantai berwarna hijau muda dan kaos Bali yang longgar tanpa lengan berwarna putih. Tampaknya Mike membelinya di Tanah Lot tadi.
Kami pun tiba di tempat rafting. Setelah memakai pengaman, rafting dimulai.
Ketika sampai di sebuah air terjun, perahu karet kami di arahkan tepat di bawahnya. Otomatis seluruh badanku basah, bahkan di akhir rute, perahu sengaja dibalik sehingga semua orang jatuh ke sungai.
Setelah itu kami diberi kesempatan untuk mandi sebelum makan siang.
Karena bajuku basah dan hanya ada pemberian Mike, kuputuskan untuk memakainya.
Hatiku mulai berdebar-debar karena sarung pantai itu begitu tipis dan menerawang, juga kaosku yang menampakkan sedikit bulatan payudaraku bila dilihat dari samping karena lubang untuk tangannya sedikit lebar.
Putingku pun tampak menerawang dari luar kaos, ketika aku minta pendapat suamiku, ia hanya tersenyum dan mengijinkan aku berbusana seperti itu. Setelah itu kami makan siang, teman-teman sekantor suamiku begitu kagum melihatku.
Namun kalian tentu tak merasakan bagaimana cepatnya detak jantungku.
Setelah makan siang, kami kembali ke hotel, dan karena hotel yang dekat dengan pantai Kuta, aku dan suamiku memilih untuk berjalan-jalan.
Ketika aku berpikir apakah aku kembali ke hotel untuk mengganti pakaian yang lebih ‘aman’, Mike dan Andrew datang untuk mengajak kami langsung ke pantai. Kami memilih tempat yang agak jauh dari keramaian, lalu Mike, Andrew dan suamiku membuka baju dan celana mereka, menyisakan sebuah CD dan mereka langsung berenang. Aku memilih merebahkan badan dan menikmati pemandangan Kuta. Tidak berapa lama, suamiku memanggilku untuk ikut berenang, tapi aku menolaknya karena pakaianku yang tidak tepat.
Tetapi tiba-tiba suamiku mengangkat dan membawaku ke laut, lalu menjatuhkan di dekat Mike dan Andrew. Aku berusaha untuk berdiri, ternyata hanya sedalam pinggangku. Kulihat Mike dan Andrew hanya diam saja, tetapi pandangannya mengarah ke badanku.
Jelas saja, kaosku yang basah menampakkan bulatan payudara dan putingku secara jelas. Kemudian suamiku menarik tanganku agar lebih dekat dengan dua WNA itu. Aku dikelilingi 3 pria yang memandangiku penuh nafsu.
Suamiku lalu melepas sarung pantai yang kukenakan dan memberikannya pada Mike dan melepas kaosku lalu diberikannya pada Andrew. Mereka berdua lalu berlari ke arah pantai. Kemudian suamiku menyuruh untuk mengambilnya.
Tentu saja aku malu harus telanjang bulat di tempat umum. Namun entah mengapa aku menerima tantangan suamiku ini. Aku berjalan erotis ke arah pantai.
Sangat erotis karena sedikit demi sedikit air laut memperjelas tubuh tanpa busanaku. Berawal dari payudaraku, putingku, dan semakin dangkal hingga vaginaku terlihat. Mike dan Andrew sedari awal sudah mengeluarkan ‘senjata’nya dari CD, dan semakin cepat mengocoknya. Walaupun dadaku sudah berdebar-debar melihat penis jumbo mereka, aku mencoba menegarkan diriku agar tidak terlihat lemah.
Aku mencoba meraih kaos dan sarung pantaiku, tetapi mereka menolaknya, dan memberi syarat aku harus meng-hand job dua penis mereka. Aku menoleh ke belakang, kulihat suamiku sedang onani dengan melihatku dipermainkan kedua bule ini.
“Ok,” mendengar jawabanku ini, mereka langsung duduk merapat. Ketika kupegang penis Mike dan Andrew, aku sedikit ngeri. Bayangkan saja, jari-jari tanganku tak mampu menggenggam dua batang besar ini. Aku pun mulai mengocok-ngocok penis mereka. Sesekali aku mempercepat kocokan tanganku.
sudah hampir 20 menit aku mengocok penis mereka berdua diawali dengan Andrew yang mulai menumpahkan spermanya… lalu kini aku fokus ke Mike, aku mencoba mengoral penisnya tapi tidak dapat masuk ke mulutku.
aku hanya mampu menjilat kepala penis Mike sambil tanganku tetap mengocok batangnya, hingga penisnya menyemburkan sperma dan mengenai wajahku.
Selesai, aku segera mengambil sarung pantai dan kaos ku. aku berlari ke arah suamiku dan memasuki laut, disana suamiku langsung memelukku dan dan menjatuhkan tubuhku ke dalam air laut. Ia mulai memasukkan penisnya ke dalam vaginaku, terus menggenjot dengan sangat bertenaga. Sensasi bercinta di dalam air laut ini sungguh nikmat, aku tak tahan… Ohh…
Kami bersama-sama meraih orgasme di dalam air laut. Sungguh variasi sex yang belum pernah kubayangkan sebelumnya. Lalu suamiku berdiri dan mengangkatku. Kami bergegas pulang.
Namun sial, kaos putih yang kugenggam terlepas ketika aku asyik bercinta dengan suamiku. Hanya tersisa sarung pantai yang untungnya tidak ikut terhanyut di laut. Jadilah aku kembali ke hotel dengan hanya membelitkan sarung pantai ini ke badanku.
Pukul 3 sore, masakan sudah beres, tinggal menghidangkan di meja makan. Tetapi karena hawa ibu kota yang begitu panas, aku tak tahan berlama-lama di dapur, langsung saja aku pergi ke kamar mandi.
Aku jengkel dengan suamiku yang merusakkan engsel daun pintu kamar mandi, sehingga satu-satunya kamar mandi di rumah ini tidak memiliki daun pintu. Tapi biarlah, karena saat ini aku sendirian di rumah, maka aku langsung saja mandi, menyabuni seluruh tubuhku, menggosok setiap lekuk badanku.
Tiba-tiba pintu depan rumahku terbuka, terdengar suamiku memanggilku, dan juga terdengar suara-suara asing yang kuyakini itu adalah suara teman-teman suamiku.
Akupun bergegas membilas tubuhku, aku tak mau ada orang yang melihatku mandi seperti ini. Suamiku mengejutkanku dengan muncul di pintu kamar mandi, jantungku berdegup kencang.
“Yang, aku bawa 2 temanku, setelah ini tolong hidangkan makanannya ya, kami udah lapar.” kata suamiku. Setelah itu ia pergi menemui kedua temannya itu.
Aku segera meraih handuk di gantungan, dan oh tidak! Ternyata handuk yang ada hanya handuk kecil seukuran 20x50cm yang biasa digunakan untuk menutupi rambut setelah keramas. Aku ingat bahwa handuk lainnya aku cuci tadi pagi. Pakaian yang baru saja kugunakan pun sudah basah terendam di ember.
Ya ampun! Bagaimana caraku menggunakan handuk sekecil ini untuk menutupi tubuhku?!
Akupun mencoba melilitkan handuk tersebut dengan bermacam-macam posisi. Ketika kulilitkan untuk menutupi buah dadaku, handuk itu tak dapat menutupi vaginaku karena hanya selebar 20cm, bahkan untuk melingkari payudaraku yang berukuran 36b pun tak bisa!
Aku kembali berpikir, apakah aku melilitkan handuk ini di pinggangku saja? Sehingga vaginaku tertutupi tetapi dengan resiko seluruh dadaku terbuka dan mungkin aku bisa menutupinya dengan tanganku? Aku rasa itu cara yang terbaik, pikirku.
Namun panggilan suamiku mengejutkanku, aku langsung panik dan menutupkan handuk itu secara vertikal ke badanku. Dengan posisi handuk seperti itu, maka hanya akan menutupi 2 puting dan vaginaku. Lalu aku menyilangkan tangan kanan di dada dan tangan kiri ke selangkanganku untuk menempelkan handuk itu di tubuhku.
Setelah itu aku berjalan dengan dada sangat berdebar-debar dan semakin berdebar keras karena suamiku dan teman-temannya duduk di ruang tv depan kamarku. Ketika mereka bertiga melihatku, mereka seketika terperangah dengan busanaku.
Yang lebih mengejutkan lagi, suamiku menyuruhku untuk berkenalan dengan mereka. Mereka pun mengulurkan tangan kanannya, tentu saja harus kusambut dengan tangan kananku, oh, aku sadar bahwa tangan kananku menutupi buah dadaku, apabila aku lupa mungkin saja aku langsung menyalami mereka dan jatuhlah handukku sehingga payudaraku menjadi tontonan gratis bagi mereka. Namun itu tidak terjadi, aku masih sadar dan menggantikan tangan kanan dengan tangan kiri untuk memegang handuk di dadaku.
Posisi duduk 2 teman suamiku itu berada di ujung sofa yang berbentuk L dan suamiku berada di tengah. Aku pun menjabat tangan pria yang di ujung, dia pria berkulit hitam bernama Mike. Lalu aku berpaling ke teman suamiku yang lain, kali ini pria berkulit putih bernama andrew. Setelah itu aku berjalan ke kamar dengan membelakangi mereka bertiga, tentu saja bagian belakang tubuh termasuk pantat ku tidak tertutupi sehelai benangpun dan menjadi santapan liar mata WNA itu.
Pintu kamar kututup dan dengan dada masih berdebar keras, aku menutupkan kedua tangan ke mukaku. Terbayang betapa malunya aku, tetapi aku sadar handukku telah terjatuh dan memperlihatkan vaginaku yang basah, padahal seingatku tadi sudah kukeringkan. Sudahlah, aku segera mengambil pakaian.
Ketika aku membuka pintu lemari, suamiku masuk dan meminta handuk untuk 2 temannya yang ingin mandi. Tetapi handuk cadangan pun tidak ada karena kucuci semuanya tadi.
Suamiku keluar kamar dan memberitahukan hal tersebut kepada teman-temannya. Tetapi panasnya ibu kota membuat mereka tidak menjadikan hal tersebut sebagai masalah. Buktinya kudengar seseorang mulai mandi.
Aku memilih mengunakan daster sepanjang lutut karena hawa yang memang panas. Lalu aku mengintip ke arah kamar mandi melalui jendela kamarku.
Oh… Aku melihat Mike si kulit hitam sedang menyiramkan air ke tubuhnya, tetapi yang menarik perhatianku adalah penis Mike yang luar biasa panjangnya, mengayun-ayun terkena siraman air. Kulihat penis itu menempel di bibir bak mandi, panjangnya sama dengan panjang 1 kotak keramik di bak mandiku.
Aku terkejut karena suamiku kembali memanggilku, kali ini ia meminta dibuatkan minuman dingin. Langsung saja aku menuju dapur dan ups, ketika sampai di dapur aku lupa memakai BH dan CD. Tapi aku tidak memikirkan hal itu dan mulai membuatkan minum untuk tamu-tamu suamiku.
Aku taruh minuman-minuman itu di meja ruang tengah dan aku kembali ke dapur. Suamiku menyusulku dan ketika aku menyiapkan makanan di dapur, ia mengatakan bahwa ketika aku bersalaman dengan teman-temannya tadi, aku terlalu membungkuk, hal itu mengakibatkan handuk yang kupakai tidak lagi menutupi bagian bawah tubuhku, itu artinya vaginaku yang berbulu tipis terlihat oleh Mike dan tentu saja Andrew yang berada di belakangku juga melihat pantat dan vaginaku yang merekah. Juga sebaliknya ketika aku menyalami Andrew.
Mendengar cerita suamiku ini, vaginaku langsung terasa gatal, tetapi entah perasaan apa ini, perasaan yang membuatku semakin ketagihan. Lalu suamiku mengajak teman-temannya kemeja makan di dapur untuk menyantap hidangan yang telah kusiapkan.
Tiba-tiba hujan turun dan aku teringat dengan jemuranku. Aku pun langsung mengangkat semua jemuranku. Banyaknya cucianku menjadikan aku harus hujan-hujanan lebih lama. Aku langsung menaruh cucianku di kamar dan kembali ke meja makan untuk menemani suamiku.
Sesampainya di sana, suamiku berkata, “Hei, itu...” sambil menunjuk tubuhku, oh! Daster pink yang tadinya longgar sekarang menempel erat disetiap lekuk badanku karena basah, tentu saja putingku tercetak begitu jelas dengan bulatan payudaraku, oh… Vaginaku pun demikian.
“Ahhh…” aku berteriak kecil dan berlari ke dalam kamar.
Dan bodohnya, aku langsung mengangkat dan melepaskan dasterku, sedangkan kamarku itu bisa dilihat dari jendela yang berbatasan dengan dapur, jadilah tubuh basahku menjadi pemandangan yang membuat setiap laki-laki menelan air liurnya.
Gairahku tiba-tiba meledak, tapi aku masih berusaha menahannya. Aku segera berpakaian lagi, aku mengambil sebuah kimono dan kembali ke meja dapur dengan cairan yang meleleh dari lubang vagina. Dua pria asing itu tersenyum dan berkata sesuatu yang tidak kumengerti ke suamiku. Setelah makan mereka langsung berpamitan pulang. Akupun menarik suamiku ke sofa dan memintanya langsung menusukkan penisnya.
Tak seperti biasanya, suamiku begitu panas dan perkasanya hingga aku merasakan 3 kali orgasme.
Setelah kupikir-pikir lagi, hari itu adalah hari yang gila!
Setelah puas bercinta dengan suamiku, aku kekamar mandi untuk membersihkan tubuhku. Aku teringat dengan penis Mike yang seukuran keramik bak mandi. Aku ke kamar lalu mengambil sebuah penggaris dan mengukur panjang keramik itu, hmm… 25cm. Badanku langsung merinding.
***
Di lain hari, bersama suami aku pergi mengunjungi sahabatku, Lusi. Kita sudah saling mengenal, karena aku dan suamikulah yang menjodohkan Lusi dengan suaminya. Siang itu suamiku menceritakan kegilaanku pada sepasang pengantin muda itu.
Adi, suami Lusi, tertawa mendengar cerita suamiku, sedangkan Lusi mukanya memerah sambil menutupkan tangan ke mukanya. ”Lus, kamu berani gak kayak aku?” aku menantang Lusi.
“Berani!” jawabnya sambil menantang balik, “Ayo sekarang! Di depan suami-suami kita.”
“Hm, sapa takut!” Aku dan lusi pergi ke kamar mandi, lalu kujumpai handuk yang sama dengan yang kupakai dulu, hanya milik Lusi berwarna cokelat. Kami pun mandi bersama, tapi karena hanya ada 1 handuk, maka kita bergantian menjadi ‘model’ di depan suami-suami kita.
Ketika kutawarkan 3 posisi handuk yang kupikirkan, Lusi memilih melilitkan handuk di pinggangnya, tetapi karena pantat Lusi yg lebih besar, maka ujung lilitan handuk itu hanya bersatu pada ikatannya saja.
So, ketika Lusi berjalan, pahanya akan terlihat jelas. Dan tangan kiri Lusi menutup puting pada payudara 36C-nya. Aku melihat dua suami beruntung itu berdecak kagum. Sial, ternyata suamiku menikmati pemandangan itu, awas ya! Kataku pelan. Lusi kemudian memakai kimono di kamarnya dan sambil tersenyum puas menyerahkan handuk kecil itu padaku.
Aku pun tak mau kalah! Aku menyiramkan air ke tubuhku, lalu mengeringkan dengan handuk itu. Kulilitkan handuk itu di pinggangku sama seperti Lusi, bedanya Lusi menggunakan tangannya untuk menutupi putingnya, sedangkan aku? Aku menggunakan rambut basahku. Tapi karena tidak cukup panjang, maka rambutku hanya mampu menutupi putingku, sedangkan bulatan payudaraku terlihat jelas.
Akupun berjalan menuju suamiku, dia hanya tersenyum saja, sedangkan Adi bersiul untukku, mengagumi keberanianku. Uwh! Puas rasanya setelah kulihat Lusi yang cemburu melihat tingkah suaminya.
Tapi duel ini belum berakhir, kali ini para pria yang menyiapkan tantangan untuk aku dan Lusi. Adi memberi kami dua benda. Yaitu selotip hitam dengan lebar 2cm dan sebuah perban putih yang transparan dengan ukuran 2cm x 2meter.
Kami boleh memilih salah satu, maka aku dan Lusi kembali ke kamar dan melakukan undian untuk memilih dua benda tersebut. Akhirnya aku mendapatkan selotip hitam, sedangkan Lusi dengan perban. Kami pun mulai aksi, aku menempelkan selotip itu pada kedua putingku. Terlihat begitu membekas karena putingku yang sedang keras kututup dengan selotip.
Tetapi aku bingung, apakah aku harus menselotip vaginaku?
Yah, mau bagaimana lagi, aku menempelkan selotip itu dari clitorisku hingga batas bawah vaginaku. Aku langsung keluar kamar tapi sangat terkejut melihat dua suami ini sudah telanjang bulat.
Aku pun berjalan dengan perasaan yang gugup menghampiri Adi, dan aku duduk di pangkuannya! Oh, penisnya mengganjal pantat dan terlihat mengintip celah di selangkanganku. Kulihat suamiku hanya diam, namun matanya melotot, cemburu mungkin ;p
Lusi yang mengintip pun terlihat manyun. Dan ia segera keluar kamar, Lusi melingkarkan perban itu untuk menutupi putingnya, sedangkan vaginanya tanpa ditutupi apapun! Dia berjalan ke arah suamiku tetapi aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya karena Adi sudah keburu melepas selotip di putingku dan kemudian menjilat dan meremasi payudaraku.
Aku hanya bisa mendesah menikmati perlakuan Adi kepadaku ini. Sekilas kulirik Lusi dan suamiku, terlihat Lusi sudah menaik turunkan badannya dengan penis suamiku menancap pada vaginanya, terlihat begitu eksotis dan oh…
Adi menarik selotip di vaginaku, terasa sakit namun sensasinya tak terkatakan, aku sungguh menikmatinya. Tiba-tiba terdengar ketukan di pintu depan rumah. Adi kaget dan langsung mengambil handuk kecil yang tadi kami gunakan untuk dililitkannya.
Lusi mengajak aku dan suamiku untuk pindah ke kamarnya. Aku melihat Lusi dan suamiku melanjutkan percintaan mereka dengan posisi dogie. Lusi memberi isyarat agar aku tidur di bawahnya dan mulai menjilati liang vaginaku sambil berdogie ria dengan suamiku.
Lidah Lusi sungguh lihai menyusuri liang vaginaku sehingga aku mulai bersiap untuk klimaks, sayangnya Lusi mendahuluiku dengan orgasmenya. Karena belum mencapai klimaks, aku mendorong suamiku untuk melayaniku dengan posisi woman on top.
Akhirnya vaginaku ini terisi oleh penis juga, ah, aku benar-benar tak tahan dan terus menggoyang. Suamiku terlihat akan mengalami orgasme, kugoyang pantatku maju mundur lebih cepat lagi.
Adi yang masuk ke dalam kamar langsung meraih tubuh Lusi dan menggenjotnya sekuat tenaga. Desahan nikmat 4 orang di dalam kamar itu benar-benar membangkitkan gairah kami, ugh, aku dan suamiku orgasme bersamaan, disusul Adi dan Lusi.
Suamiku segera mengajakku pulang karena ada urusan mendadak, diapun langsung memakai pakaiannya, sedangkan aku ke kamar mandi untuk mengambil BH n CD-ku, tapi ternyata BH n CD-ku terjatuh di lantai kamar mandi. sepertinya aku harus pulang tanpa memakai pakaian dalam…
***
Masih dengan aku, Galih, seorang istri yang selalu mencoba memancing gairah anda. Hari ini, aku bersama suami mengikuti acara liburan kantor suami ke Bali. Semua pegawai termasuk Mike dan Andrew juga ikut. Ketika sampai di Bali, kami langsung diberi kunci kamar hotel, dan selanjutnya akan mengunjungi Tanah Lot.
Aku bertanya pada suamiku, “Enaknya pake pakean apa ya, mas?”
“Pake hotpants sama kaos biasa aja,” jawab suamiku.
Aku mengambil sebuah hotpants berwarna hitam dan kaus tanpa lengan berwarna putih. Selanjutnya kita bersama teman-teman suamiku menikmati pantai Tanah Lot yang indah…
Setelah satu jam, kami menerima panggilan dari tour leader untuk segera ke Bus dan melanjutkan perjalanan untuk bermain rafting.
Aku bertanya pada teman kerja suamiku yang wanita, “Bawa pakaian ganti gak?”
Ternyata mereka semua membawa pakaian ganti.
Oh, perasaanku mulai campur aduk…
Dalam perjalanan, Mike si hitam menghampiri tempat duduk suamiku, memberi hadiah sebagai ganti jamuan makan siang di rumah kemarin. Suamiku langsung menerima pemberian Mike dan menyerahkan padaku.
Kubuka, berisi sebuah sarung pantai berwarna hijau muda dan kaos Bali yang longgar tanpa lengan berwarna putih. Tampaknya Mike membelinya di Tanah Lot tadi.
Kami pun tiba di tempat rafting. Setelah memakai pengaman, rafting dimulai.
Ketika sampai di sebuah air terjun, perahu karet kami di arahkan tepat di bawahnya. Otomatis seluruh badanku basah, bahkan di akhir rute, perahu sengaja dibalik sehingga semua orang jatuh ke sungai.
Setelah itu kami diberi kesempatan untuk mandi sebelum makan siang.
Karena bajuku basah dan hanya ada pemberian Mike, kuputuskan untuk memakainya.
Hatiku mulai berdebar-debar karena sarung pantai itu begitu tipis dan menerawang, juga kaosku yang menampakkan sedikit bulatan payudaraku bila dilihat dari samping karena lubang untuk tangannya sedikit lebar.
Putingku pun tampak menerawang dari luar kaos, ketika aku minta pendapat suamiku, ia hanya tersenyum dan mengijinkan aku berbusana seperti itu. Setelah itu kami makan siang, teman-teman sekantor suamiku begitu kagum melihatku.
Namun kalian tentu tak merasakan bagaimana cepatnya detak jantungku.
Setelah makan siang, kami kembali ke hotel, dan karena hotel yang dekat dengan pantai Kuta, aku dan suamiku memilih untuk berjalan-jalan.
Ketika aku berpikir apakah aku kembali ke hotel untuk mengganti pakaian yang lebih ‘aman’, Mike dan Andrew datang untuk mengajak kami langsung ke pantai. Kami memilih tempat yang agak jauh dari keramaian, lalu Mike, Andrew dan suamiku membuka baju dan celana mereka, menyisakan sebuah CD dan mereka langsung berenang. Aku memilih merebahkan badan dan menikmati pemandangan Kuta. Tidak berapa lama, suamiku memanggilku untuk ikut berenang, tapi aku menolaknya karena pakaianku yang tidak tepat.
Tetapi tiba-tiba suamiku mengangkat dan membawaku ke laut, lalu menjatuhkan di dekat Mike dan Andrew. Aku berusaha untuk berdiri, ternyata hanya sedalam pinggangku. Kulihat Mike dan Andrew hanya diam saja, tetapi pandangannya mengarah ke badanku.
Jelas saja, kaosku yang basah menampakkan bulatan payudara dan putingku secara jelas. Kemudian suamiku menarik tanganku agar lebih dekat dengan dua WNA itu. Aku dikelilingi 3 pria yang memandangiku penuh nafsu.
Suamiku lalu melepas sarung pantai yang kukenakan dan memberikannya pada Mike dan melepas kaosku lalu diberikannya pada Andrew. Mereka berdua lalu berlari ke arah pantai. Kemudian suamiku menyuruh untuk mengambilnya.
Tentu saja aku malu harus telanjang bulat di tempat umum. Namun entah mengapa aku menerima tantangan suamiku ini. Aku berjalan erotis ke arah pantai.
Sangat erotis karena sedikit demi sedikit air laut memperjelas tubuh tanpa busanaku. Berawal dari payudaraku, putingku, dan semakin dangkal hingga vaginaku terlihat. Mike dan Andrew sedari awal sudah mengeluarkan ‘senjata’nya dari CD, dan semakin cepat mengocoknya. Walaupun dadaku sudah berdebar-debar melihat penis jumbo mereka, aku mencoba menegarkan diriku agar tidak terlihat lemah.
Aku mencoba meraih kaos dan sarung pantaiku, tetapi mereka menolaknya, dan memberi syarat aku harus meng-hand job dua penis mereka. Aku menoleh ke belakang, kulihat suamiku sedang onani dengan melihatku dipermainkan kedua bule ini.
“Ok,” mendengar jawabanku ini, mereka langsung duduk merapat. Ketika kupegang penis Mike dan Andrew, aku sedikit ngeri. Bayangkan saja, jari-jari tanganku tak mampu menggenggam dua batang besar ini. Aku pun mulai mengocok-ngocok penis mereka. Sesekali aku mempercepat kocokan tanganku.
sudah hampir 20 menit aku mengocok penis mereka berdua diawali dengan Andrew yang mulai menumpahkan spermanya… lalu kini aku fokus ke Mike, aku mencoba mengoral penisnya tapi tidak dapat masuk ke mulutku.
aku hanya mampu menjilat kepala penis Mike sambil tanganku tetap mengocok batangnya, hingga penisnya menyemburkan sperma dan mengenai wajahku.
Selesai, aku segera mengambil sarung pantai dan kaos ku. aku berlari ke arah suamiku dan memasuki laut, disana suamiku langsung memelukku dan dan menjatuhkan tubuhku ke dalam air laut. Ia mulai memasukkan penisnya ke dalam vaginaku, terus menggenjot dengan sangat bertenaga. Sensasi bercinta di dalam air laut ini sungguh nikmat, aku tak tahan… Ohh…
Kami bersama-sama meraih orgasme di dalam air laut. Sungguh variasi sex yang belum pernah kubayangkan sebelumnya. Lalu suamiku berdiri dan mengangkatku. Kami bergegas pulang.
Namun sial, kaos putih yang kugenggam terlepas ketika aku asyik bercinta dengan suamiku. Hanya tersisa sarung pantai yang untungnya tidak ikut terhanyut di laut. Jadilah aku kembali ke hotel dengan hanya membelitkan sarung pantai ini ke badanku.