Cerita Tetanggaku Idolaku
Namaku Anton, Umur 26 tahun karyawan swasta ternama di Yogyakarta. Kesibukanku selain bekerja rutin, saya suka online marketing. Biasalah buat nambah-nambahin sekedar beli rokok dan bensin. Aku tergolong pemuda yang atletis.
Karena setiap cabang olah raga bisa aku ikuti. Ya meskipun nggak jago2 amat setidaknya aku bisa menyeimbangi ketangkasan setiap cabang olah raga yang ada. voli, badminto, basket hingga sepak bola. Badanku yang proposional membuatku bisa bergerak lincah serta energik setiap melakukan aktivitas. Aku tinggal di pedesaan yang amat sangat asri dan nyaman. itu kampung tercintaku dimana aku lahir disitu juga.
Disekitar rumahku terdapat tetangga-tetanggaku yang baik dan ramah2. Ada pendatang, ada pula yang memang asli pribumi warga setempat. Sebut saja Mbak Arlin (usia 29 tahun, Tinggi, putih, bersih, body seksidan hidung mancung, mirip artis korea dengan rambut panjang lurus bagaikan iklan shampo di TV adalah salah satu tetangga pendatang dari kota. Sudah 4 tahun mbak Arlin dan keluarganya 1 suami 1 anak masih umur 1 tahun menjadi tetangga dekatku.
Aku juga sering mengobrol dengan mas Joni suami mbak Arlin sehingga cukup dekat dan santai dengan mereka. Apalgi anaknya yang masih lucu-lucunya sering aku ajak main ke dalam kamarku. Mas Joni suami Mbak Arlin kerjaannya menjadi hotskeeping di kapal pesiar internasional. Sehingga waktu kerja dan waktu libur sudah terjadwal bagaikan sistem blok. 8 bulan berlayar, 2 bulan libur/mendarat. Jadi Mas Joni itu bisa kumpul keluarganya 1 tahun hanya 1 kali dalam waktu 2 bulan saja. Gaji yang besar ternyata tidak selalu membuat seseorang bisa bahagia dengan selalu berkumpul dengan keluarganya.
Sore itu ku lihat Mbak Arlin yang sedang menggendong anaknya dengan wajah yang sedih berada di pagar halam rumah dan didepannya sudah ada mobil taxi menjemput mas Joni yang pastinya kembali bekerja berlayar dikapal pesiar. Benar-benar tidak sinkron dengan hatiku jika kelak aku harus meninggalkan istri dan anakku lama oleh urusan pekerjaan. Aku tidak ingin bekerja seperti itu. Bagiku yang penting gajiku cukup asal tidak selalu meninggalkan keluarga dalam tempo waktu yang cukup lama. Terlihat mbak Arlin di kecup keningnya kemudian dipeluknya dan tetesan air matanya berlinang.
5 Menit kemudian setelah taxi pergi bersama membawa mas Joni, aku mendatangi rumah mbak Arlin. Memang seperti biasanya juga aku sering main disitu. Entah itu mainan ama anaknya, atau kadang juga dimintai bantuan dikala mas Joni tidak dirumah misal seperti benerin genteng bocor, kran mampet, lampu mati dll. Jadi kaya udah terlalu santai dan mas Joni juga sering bilang ke aku untuk titip anak dan istrinya itu diwaktu sedang berlayar.
” Mas Joni udah berangkat lagi to mbak?” Sapaku dari samping halaman.
” Iya Mas Anton, barusan aja kok. Hmmmm… sendiri lagi ni aku mas”. Jawab mbak Arlin sambil menghela nafas.
” Berlayar kemana mbak mas Joni bulan ini?” Tanyaku.
” Bilangnya ke Italy dan Spanyol mas, Eh.. ayo masuk aja,,itu Mbak ada kue, sayang kalo tidak ada yang makan”.
Jawab mbak Arlin sambil kemudian menyuruhku masuk untuk ditawari makan kue.
Sambil mengganti menggendong anaknya aku masuk ke rumah mbak Arlin. Kemudian diambilkannya segelas Jus
Jambu yang dingin beserta kue yang tadi udah ditawarkan ke aku.
” Ayo Ton, diminum dan di icip kuenya. Buatan Mbak sendiri. ” Mbak Arlin menawarkan.
” Siap mbak, santai aja..Pasti nanti Anton makan dah.” jawabku sambil masih menggendong anaknya yang candaan ama aku.
kemudian aku minum jus jambu dan mengicipi kue buatan mbak arlin.
“Gimana Ton rasanya? Enak ndak? jawab jujur loo.” Tanya mbak Arlin sambil senyum manisnya terurai.
” Josh pokoke mbak, manstap.. Kalo dijual pasti laris ini kue buatanmu mbak.” Jawabku sambil makan kue buatan mbak Arlin.
” Halah, Pinter kamu tu nge-Gombal Ton…” Saut mbak Arlin sambil ketawa tersipu.
Disela-sela aku merahapi kue buatan mbak Arlin, aku sdiajak ngobrol mbak Arlin. Sepertinya mbak Arlin ingin melepas penat dalam pikirannya dengan sharing denganku. Terlihat jelas wajah serius mbak Arlin saat mulai mengeluarkan unek-uneknya ke aku. Mbak Arlin merasa ingin bilang ke mas Joni kalo untuk cari pekerjaan lainnya. Biar selalu berkumpul setiap harinya. Mbak Arlin merasa kesepian saat mas Joni pergi berlayar.
” Mbak tu mau bilang ke Mas Joni tapi lum brani Ton.. Takut menyinggung perasaan mas Joni.” Keluh Mbak arlin sambil menyilakkan rambutnya.
” Yang sabar mbak, siapa tahu ini ada hikmahnya, mungkin juga mas Joni juga ada planning untuk mengumpulkan modal dulu lewat bekerja di kapal pesiar. Tentu gaji besar akan cepat mengumpulkan modalnya kan mbak.” Sautku sedikit menenangkan mbak Arlin.
” Iya juga sih Ton, tapi kalau kamu sendiri gimana, maksudku jika kamu bekerja seperti mas Joni trus kamu udah punya keluarga dan momongan apa kamu juga bisa seperti mas Joni? tanya mbak Arlin.
” Wah kalo aku punya keinginan harus bisa kumpul dengan keluarga mbak. Tidak masalah bagiku dengan gaji kecil asalkan cukup. Yang penting bisa ketemu keluarga setiap hari. Itu klo aku lo mbak, kan pemikiran orang kan beda-beda, termasuk mas Joni.” Jawabku tegas.
” Emmmmm … sejujurnya aku juga memiliki pemikiran yang sama kaya kamu ton, gak perlu harta yang melimpah asalkan bisa terus berkumpul dengan keluarga.” Seru Mbak Arlin sambil menganggukkan kepala.
“Eh, bentar itu Rafa (anak mbak Arlin) tertidur, tak mindahin dia ke kamarnya bentar ya Ton.” Saut mbak Arlin sambil menghampiri Rafa yang tertidur didepan TV yang sambil ngedot susu, yang memang sedari aku ngobrol dengan mbak Arlin Rafa di tidurkan di depan TV.
Ketika mbak Arlin berjalan menuju Rafa tertidur terlihat bodynya yang aduhai, antara pantat yang berisi, lekukan celana dalamnya yang terlihat jelas dan cara berjalannya yang bagaikan pragamati dengan pinggulmya bergerak kekanan ke kiri semakin menyempurnakan keindahan tubuh mbak Arlin yang notabenya sering melakukan perawatan di salon-salon kecantikan ternama di Jogja.
Ku perhatikan dengan seksama seluruh tubuh mbak Arlin itu, saat dia jongkok mau mengangkat anaknya terlihat kaos ketatnya terangkat naik sehingga terlihat celana dalam warna pink dan kulit punggungnya yang putih bersih.
Semakin aku menjadi penasaran seperti apa kalau mbak Arlin itu tanpa busana. Dalam hati aku hanya berkata,
Beruntungnya Mas Joni punya Istri secantik mbak Arlin.
Kemudian kulihat mbak Arlin membopong Rafa dan di bawa ke kamarnya. Tak lama kemudian Mbak Arlin kembali ke ruang diama kita mengobrol. Pucuk ditiba ulampun tiba, pemandangan superhot hadir dengan sendirinya ketika mbak Arlin tidak sadar kalo kancing kaosnya terlepas mungkin akibat menggendong Rafa tadi. Jadi cukup terihat garis bukit-lembah buah dada mbak Arlin yang terbelah dan menampakkan warna kuning bersih dan berisi itu.
Warna BH yang sama dengan celana dalam mbak Arlin yang tadi juga sempat aku lihat, dipastikan kalau mbak Arlin itu type wanita yang mecing dengan dandanan termasuk urusan mengenakan pakaian dalam. Kemudian kami lanjutkan mengobrol dan bercanda ria hingga cukup malam.
Hari berganti, minggu berlalu, bulan berbulan telah membuat suasana aku dan mbak Arlin semakin dekat bahkan sedikit intim. Tidak sedikit SMS dari mbak Arlin kalau malam sama-sama belum tidur berisikan SMS berbau tentang sex. Aku berfikir paling juga candaanya mbak Arlin. Namun kadang aku juga berandai-andai kalo mbak Arlin itu sedang kesepian dan aku diajak gituan. hahahaha.. ya kaya gitu bayanganku tu. Ya mau gimana lagi, melihat wanita cantik, super seksi, putih, bersih, yang lagi kesepian , tentunya normal dong terbesit ada lamunan seperti itu.
Tidak terasa sudah 3 bulan lamanya Mbak Arlin dan Rafa sendirian ditinggal Mas Joni bekerja. Nampak terlihat sekali wajah gelisah dan seperti butuh teman sekedar ngobrol. Dari hal itulah aku jadi dekat dengan mbak Arlin karena hanya aku yang nyambung kalo diajak sharing dengan mbak Arlin. Dan suatu ketika kurang lebih sekitar jam delapanan, aku yang sedang nongkrong di warung koboi HP ku bergetar. Aku cek ada SMS masuk. Setelah ku buka ternyata SMS dari mbak Arlin. Isinya seperti ini:
” Ton, Kamu lagi dimana? Bisa kerumah mbak sekarang nggak?”
Ini Rafa Rewel, sedang mbak lagi nggak enak badan, agak meriang ini.
Kalo nggak keberatan mbak tolong kamu segera ke rumah mbak ya !!
Makasih.”
Dengan cepat aku langsung membalasnya “Baik mbak, Anton segera ke rumah mbak. ” Balas SMSku untuk mbak Arlin.
Setelah aku membayar jajananku di angkringan aku bergegas menuju rumah mbak Arlin yang tidak begitu jauh dari tempat dimana aku nongkrong.
Ku ketuk pintu rumah mbak Arlin. dan tidak sela waktu lama di buka pintunya. Mataku terbelalak lebar ketika ku lihat mbak Arlin yang tengah menggendong Rafa anaknya cuma memakai celana senam ketat pendek dan minim sekali dengan atatsan cuma memakai tangtop warna hitam. Sungguh membuat bulo romaku bagaikan dijamah hantu. Indah sekali.
Kakinya yang putih mulus terlihat dari ujung sampai hampir pangkal selangkangannya. Di tengah selangkangannya juga terlihat menyembul empuk dan terlihat garis kemaluaannya. aku lihat keatasnya lagi terlihat perutnya yang masih langsing putih mulus tanpa ada garitan bekas ibu hamil dan payu daranya tertutup dengan tang top warna hitam dibalut BH yang terlihat garisan lekuknya.
Spontan aku cuma bisa menelan ludahku sendiri. Apalagi terlihat mbak Arlin yang kringetan mungkin karena menggendong rafa yang lagi rewel, keringat yang di lehernya seakan-akan ingin aku usap dengan belaian lidahku. Benar-benar seksi sekali. Ditengah lamunanku itu aku tersadar dengan perkataan mbak Arlin.
” Anton, malah diem mlotot sih.. Masuk sini.., Coba kamu gantian yang gendong Rafa ya, mbak capek dari sore tadi nggendong Rafa terus.” Sambil meyerahkan gendongan Rafa ke Aku aku masuk kerumah mbak Arlin.
Pandanganku tidak terhenti meskipun aku menggendong Rafa. Ketika Rafa sudah aku gendong Mbak Arlin berjalan menuju dapur. Mungkin haus karena keluh keringatnya masih bercucuran. Dan aku juga cuma bertanya-tanya, mengapa mbak Arlin hanya mengenakan pakaian kaya gitu? terlihat santai juga dihadapanku? Ah, mungkin karena biar nggak terlalu ribet dan lebih sejauk aja nggendong Rafa kali ya, batinku.
“Anton, kamu mau minum apa? Kopi, Teh atau Jus?” Teriak mbak Arlin dari Dapur.
” Udah mbak, nanti aja, Aku biz minum kok tadi di warung koboi.” Saut jawabku.
Sambil terus menggendong Rafa, sambil aku timang-timang akhirnya Rafa terdiam dan tertidur pulas dipelukan gendonganku.
” Anton, kamu udah pantes kayaknya punya momongan, mpe sejak tadi Rafa ama aku yang statusnya Mamanya aja tetep rewel, eeehh giliran kamu gendong kok diem, tidur pulas pula. Hebat kamu Ton”. Sapa Mbak Arlin berjalan keluar dari dapur.
” Ah mbak Arlin, kebetulan aja kali ya mbak, mungkin Rafa udah capek. Kan sedari tadi to rewelnya?, nah, ini pas ku gendong udah capek-capeknya mungkin.” Sambung jawabku sambil sedikit memberikan senyuman untuk Mbak Arlin.
” Perasaan kamu tu nggak ikut buar Rafa, tapi Rafa kok kaya’ lengket banget serta terlihat nyaman ya Ton ama kamu? ” . Tanya mbak Arlin sambil mendekati aku yang lagi menggendong Rafa kemudian di elus-elusnya rambut Rafa.
Mendengar pertanyaan itu dalam hati aku cuma berkata, wah, mbak Arlin ini sadar ya nggak ya tanya ama aku seperti itu. Spontan karena aku udah cukup deket ama mbak Arlin aku jawab aja.
” Mungkin kali iya mbak, masak mbak Arlin lupa sih? Dulu kita kan sempeeettttt…..?” Jawabku terhenti tidak berani melanjutkan perkataanku.
” Sempeeeet apaaaaa? haiyooooo….”. Saut mbak Arlin cepat sambil mencubit perut bagian sampingku.
Terasa geli sih waktu mbak Arlin mencubitku. Seperti kode untuk melakukan apa gitu kalo boleh aku terjemahkan.
” Udah Ton, kaya’nya Rafa udah pulas itu, tolong sekalian kamu tempatkan Rafa di Kranjang bayi kamarnya, sini ayo biar aku pernahin bantal dan gulingnya! ” Pinta Mbak Arlin.
Kemudian kita menuju kamar Rafa, mbak Arlin membenahi kamar Rafa dengan menata Bantal guling dan alas tidur untuk Rafa. Nah, ketika sedikit membungkuk, kulihat jelas Buah dada Mbak Arlin yang putih kuning kenyal itu menggelembung seakan-akan mau keluar dari BH dan tangtop mbak Arlin. Bercampur dengan sisa keringat sehingga warna dan bentuknya lebih eksotis. Ingin sekali aku memegang dan meremas-remasnya.
” Udah sini Ton, Rafa kami bobokkan aja.” Perintah Mbak Arlin.
Dengan pelan-pelan aku turunkan Rafa dari gendonganku dan aku pernahkan posisi boboknya. disela sela itu aku berkata sama mbak Arlin.
” Rafa lucu banget ya mbak? Ini bubuknya pules banget!” Kataku.
” Iya Ton, bersyukur banget aku dianugrahi anak seperti rafa. Sangat menemaniku sekali.!” jawab mbak Arlin sambil mencium lembut kening Rafa anaknya.
Kemudian sambil meninggalkan kamar Rafa pelan-pelan, kita menuju ruang tengah rumah mbak Arlin. Aku duduk, kemudian diikuti mbak Arlin yang duduk di depanku. Dan aku awali obrolan itu.
” Mbak katanya tadi lagi nggak enak badan? kok malah pakai baju super seksi seperti itu?” Tanyaku sambil sedikit tersenyum.
” Iya Ton, kaya’nya mbak masuk angin ini. Aku pake baju ini tadinya mau aku buat senam, biar keluar keringat. Kan kalo keluar keringat, biasanya bisa sembuh kalau cuma masuk angin aja.” Jawab mbak Arlin.
“Trus sekarang gimana mbak? Udah sembuh kan? tuh buktinya keringat mbak udah keluar banyak mpe basahi tubuhmu mbak?” Sambungku.
” Entah Ton, mbak masih terasa nggak enak badan, masih sedikit pusing ini. Biasa kalau pas mas Joni dirumah aku minta tak suruh pijitin kemudian tak suruh kerokin juga. Dan langsung sembuh.” Mbak Arlin menjawab.
Seketika itu antara berani dan tidak ingin ku tawarkan diri untuk memijit dan mengerokin mbak Arlin. Dengan sedikit grogi aku beranikan diri.
” Giman ka..ka..kalo Anton yang pijit dan kerokin km mbak?” Tanyaku agak sedikit gugup.
” Kamu yakin Ton? Nggak ngerepotin ini?” Serius?”. Balas mbak Arlin sambil tersenyum manis.
” Seriuslah mbak, masak bohong sich. Anton beneran mau mijitin mbak Arlin.” Sautku cepat dan tegas.
” Loh..loh.. santai aja kali jawabnya Ton, iya-iya, mbak tau kok kamu pasti mau bantu mbak, tapiii…. apa nanti kalau pacarmu tau dia nggak marah?” Ungkap mbak Arlin.
” Yaaah mbak Arlin ni mau ngejek apa njungkelin eeee ?” Secara Anton tu udah 2 tahun menduda alias menjomblo gitu”. Jawabku sambil sedikit melucu candaan.
” Masak sih kamu jomblo Ton,” Nggak percaya deh mbak. Cakep & udah punya kerjaan kok nggak punya calon ish.
Coba kalo mbak masih single, boleh juga tuh.” Saut mbak Arlin sedikit memancingku dengan terpaan kata-kata yang menjurus.
Aku sedikit GR ketika mbak Arlin bilang seperti barusan, aku juga telah merasakan kode lampu hijau untuk bisa mendekati mbak Arlin lebih jauh. Dengan sabar aku atur nafas dan kembali ke topik utma.
” Ini mbak jadi mau Anton Pijit ndak?” Tanyaku
” Kalo km nggak keberatan, boleh.” Jawab mbak Ailia agak sedikit malu.
” Ya udah mau dipijit dimana ini mbak?” Tanyaku lagi sedikit mengerucutkan tujuan.
” Ke kamar Mbak aja yuk Ton?” Jawab Mbak Ailia sambil berjalan menuju kamar mbak Ailia.
Kulihat kamarnya yang elegan, bersih dan wangi, terpasang foto dengan mas Soni dan Rafa. Terlihat juga kaca besar dan didepannya banyak produk kosmetik yang aku prediksikan harganya mahal. Tentu sebanding dengan yang dicapai mbak Arlin saat ini. Kulitnya putih bersih, merah merona, bibirnya merah muda, kuku tangannya rapi dan halus, rambutnya hitm pekat lurus dan lembut, serta bulu mata mbak Arlin yang sungguh anggun ketika matanya berkedip.
” Ton, mbak telungkup aja ya, kamu naik aja gih biar lebih enak posisinya kamu memijit mbak.!” Mbak Arlin berkata memecah kesunyian lamunanku.
Ku lihat mbak Arlin sudah posisi telungkup di springbadnya, seperti sudah pasrah untuk aku pijit sekujur tubuhnya. Dari itu aku lihat pemandangan yang membuat ingin ngiler aja. Jelaslah, pantat mbak alia menyebul bulat padat semog berisi dengan kulit yang pastinya putih karena terlihat dari pahanya yang putih bersih. Sontak kemaluanku berdiri tegang dan aku sedikit menutupinya agar mbak Arlin tidak mengetahuinya.
Dan akupun naik ke kasur yang empuk itu, mulai ku pijat bagian pundaknya.
” Maaf ya mbak, Anton mulai memijit?” Sapaku.
” hee eeemmm… yang enak ya ton, yang lama juga, udah mbak mau menikmati pijatanmu dulu. nanti kalo mbak tertidur tolong dibangunin ya.” Sambung mbak Arlin.
Hatiku nggak karuan ketika tanganku sudah menyentuh tubuh mbak Arlin meskipun baru dipundaknya. Rambutnya yang diuraikan dan diikat ke atas semakin terlihat jelas lehernya yang seksi itu. Warna kuning yang ranum sekali ingin ku kecup lembut leher serta tengkuknya.
Sepertinya mbak Arlin menikmati pijatan-demi pijatan yang aku lakukan. Kemudian aku lanjutkan pijatanku ke bagian punggungnya dengan menekan tulang punggung dengan kedua ibu jariku.
” uuuuuuh… enak juga pijitanmu Ton”. Mbak Arlin memujiku.
Ku lanjutkan dengan sedkit memberi rangsangan berupa sentuhan lembut di punggungnya. tanpa aku sangka mbak Arlin menggelembungkanpunggungnya, dan berkata,
” Bentar Ton, mbak lepas aja ikatan BH mbak, agak nggak leluasa ini nafas mbak.!” Kata mbak Arlin
Wuuuuuu… makin nggak karuan pikiranku. Apa jadinya nanti niiih, pikaran kotorku semakin merasuki otakku. Tak lama kemudian dengan posisi telungkup mbak Arlin melepas ikatan BHnya dan melepas baju tangtopnya. Kini kuliat segar sekali punggung mbak Arlin yang putih bersih dan terlihat sembulan payudaranya yang menyembul kesamping karena tergenjet tubuh mbak Arlin. Sungguh indah sekali.
” Udah Ton, ayo lanjutakn pijitanmu, dibagian punggung dulu ya, Enak juga pijitanmu.” Kata Mbak Alia sambil memposisikan kepalanya diatas bantal.
Dengan nafas terbata-bata dan jantung yang berdetak nggak karuan aku mulai menyentuh punggung putih bersih dan disuguhi gumpalan buah dada yang tertindih. Haduuh benar-benar merontokkan imanku. Dengan terus mengatur nafas aku meneruskan dengan memijit punggung Mbak Arlin.
” Ton coba kamu ke meja rias mbak, cari disitu minyak Zaitun botol bening ada gambar putri bermahkot daun hijau, Nah kamu ambil itu, kmudian lumasi punggung mbak dan kamu lanjutkan mijatnya.!” perintah mbak Arlin
Bergegaslah aku ke meja rias mbak Arlin, ku dapati produk yang dimaksud mbak Arlin. Ku lumuri punggung mbak Arlin dengan minyak Zaitun. Kemudian mulai ku lanjutkan pijatan lembutku sesekali ku usap melingkar. Aku mulai mendengar desahan lirih keluar dari mulut mbak Arlin. Sepertinya mbak Arlin terangsang dengan kenimatan yang aku berikan lewat pijatan-pijatan lembutku.
“mmmmmmh…emmmmmm…esssshhhhhhhh… esshhhhhhhh….!” Desah mbak Arlin Lirih
Mendengar desahan itu, aku semakin termotivasi untuk melakukan pijatan yang lebih nakal lagi. Yang semula cuma punggung aja yang aku usap-usap, kini aku juga megusap bagian bawah ketiak mbak Arlin. Sehingga menyentuh buah dada yang putih bersih dan kenyal itu. Sontak mbak Arlin menggelinjang kencang dan mendesah lebih keras..
” eshhhhhhhhhh…. uuuhhhhhhhh….” . Desah mbak Arlin.
Kulihat pantatnya di angkat keatas diikuti desahan kenikamtan. beberapa kali aku lakukan usapan itu dan kini pijatnku mulai turun diarea sekitar atas pantatnya. Dimana mbak Arlin masih mengenakan celana Senam yang telihat jika tidak mengenakan pakaian dalam (CW).
Ku lumuri dengan minyak zaitun, dan ku pijat kemudian ku kombinasikan dengan usapan-usapan. Menyadari itu kesempatan untukku untuk memberanikan diri untuk mengusap masuk ke dalam celana dalamnya dan mengusap pantatnya. Benar dugaanku mbak Arlin tidak mengenkan celdem. Nikmat sekali rasanya akhirnya aku bisa menyentuh pantat mbak Arlin yang kenyal itu. Ku remas remas dan ku usap-usap. Kini desahan mbak Arlin tidak terhela lagi.
“auuuuchhhhhh… essssshhhhhh… Auuuhh ehhe hhehehehehhhhhh Eshhhhhhh…!” sambil matanya terpejam.
Kini aku sudah paham jika mbak Arlin sudah terangsang total.
Tanpa aku duga sekali lagi, mbak Arlin melepaskan celana senamnya sambil posisi masih telungkup. Aku saat itu cuma terbelanga melotot menelan ludahku dalam dalam saat aku bagaikan mimpi melihat mbak Arlin yang molek, cantik, dan seksi itu sudah tanpa sehelai benang sedikitpun dengan posisi telungkup.
Aku lanjutkan pijatanku, mirip filem porno korea/japan tentang massage aku menirukannya. Aku pijit mulai dari telapak kakinya, betisnya hingga ke bagian pahanya. Saat itu mbak Arlin sudah tidak canggung lagi untuk mengeluarkan desahannya.
Disaat aku memijat pahanya, aku lumuri minyak Zaitu lebih banyak. aku pijat dan aku usap-usap melingkar dan sedikit aku lebarkan posisi paha kanan dan paha kirinya. Terlihat bulu halus dan rapi serta kulit kemaluan Miss V mbak Arlin yang berwarna merah muda itu. Penisku secara otomatis menonjol ingin menerobos celanaku. Sihingga benar0benar terlihat jika aku sedang dalam posisi ereksi maksimal..
Pertama aku usap pahany melingkar, kemudian aku usap sampai bagian pangkalnya.
“aaaaahhhh… Essssssshh… eshhhhhhh… Auuuuuch…. !” Mbak Arlin menggelinjang hebat sambil meremas dadanya sendiri masih dalam posisi telungkup. dan akhirnya, aku beranikan diri untuk menyentuh pelan dan mngusap lembut kemaluannya.
Aku lumuri tanganku dengan minyak Zaitun, aku usap-usapkan dulu ke telapak tanganku, baru aku sentuhkan lembut dan aku usapkan ke kemaluan mbak Arlin. Lembut dan empuk plus hangat sekali, saat aku sentuh kemaluan mbak Arlin itu. Bulunya yang tipis dan lembut tercampur dengan cairan Miss V + Minyak Zaitun, menjadikan semakin licin dan semakin mudah untuk di rangsang.
Jari tengahku kemudian ku ikutkan garis tengh kemaluan mbak Arlin. Aku cari G spot mbak arlin bagian luar. Dan aku dapati seperti biji kacang di ujung garis tengah kemaluan Mbak Arlin itu. Aku sentuh dan aku putar-putar pelan.
” Aaaaahhhhhhhhhhh… Esssssssshhhhhhhhhhhhhh… Kamu pinter Ton?” Desah mbak Arlin menikmatinya…
Aku putar lebih cepat kacang dalam kemaluan mbak Arlin itu. Tak lama kemudian, mbak Arlin menggelinjang hebat dan berkata… ” Teruuuuuuuus… Teruuuuuuuus.. sayangggg!!! teruuush… eshhhhh shhhhh essshhhhhhhhh……. !”
Cairan hangat bercampur air seni mbak Arlin mengalir deras membasahi tanganku dan kasur mbak Arlin.
“Auuuuuuhh… hemmmmmmm… ehhhhhhhhhhhhhshssshhhhhhhh.. nikmat sekali…. baru kali ini aku merasakan kenikmatan yang belum aku rasakan!” Kata mbak Arlin sambil masih tersentak-sentak nafasnya.
Setelah itu, mbak Arlin memintaku untuk melepas seluruh pakaianku. Tanpa basa-basi yang akunya juga sudah birahi tinggi segera melepas seluruh yang menempel ditubuhku. Kini aku telanjang bulat dengan Mr. P yang cukup besar 17 cm diameter 4 cm (tergolong sudah sangat besar untuk orang Indonesia).
Mbak Arlin kemudian mendekat dan memegang penisku dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya mengelus-elus buah zakarku. Sungguh kenikmatan yang tiada duanya.
Dikocokkannya penisku kemudian dijilat-jilat ujung penisku. Sepertinya mbak Arlin sangat menikmatinya. Aku cuma bisa terpejam dan mengerang-erang kenikmatan. dahsyat bener permainan mbak Arlin waktu itu. Emutannya bagikan alat sedot yang sempurna. Penisku dilumat habis meskipun tidak semuanya tenggelam dalam mulutnya, mungkin karena penisku yang terlalu besar untuk bibirnya yang seksi itu.
Setelah puas bermain dengan penisku, kemudian aku disuruh tidur terlentang, kemudian mbak Arlin naik diatasku. Dengan bantuan tangannya mbak Arlin memegang kemaluanku dan kemudian mengarahkan ke lubang vaginanya. Begitu lihai mbak Arlin mengepaskan ujung penisku ke lubang vaginanya.
Begitu terangsang sekali saat ujung kemaluanku digesek-gesekkan dengan bibir vagina mbak Arlin.
Desahan mbak Arlin semakin membuat aku bergairah.
“Essssssh… ahhhh…Essssssaaach….!” Desah mbak Arlin begitu menikmatinya.
beberapa saat kemudian dengan sedikit tekanan begitu lembut dan sangat hati-hati, mbak Arlin menekan ke bawah sehingga kemaluanku dengan lembut menerobos liang kemaluannya. Seiring dengan kurasakannya cairan yang sangat licin yang keluar dari organ vital mbak Arlin, aku juga merasakan kehangatan yang begitu nikmat dengan ditambah gigitan vagina mbak Arlin yang begitu kencang dan sempit. Sering terasa penisku seperti ada yang menyedot-nyedot.
” uuuuuuuh… hmmmmm…. Esssahhhhhh…eshhhhhhh, nikmat sekali Ton. Sungguh jauuuh sekali saat aku berhubungan dengan suamiku sendiri.. Aku bakal ketagihan Ton main sama kamu !” Kata mbak Arlin sambil terus mencoba memasukkan alat vitalku sambil sedikit digoyang-goyang pinggulnya.
” Aku akan selalu nurutin kamu mbak, mau minta kapanpun aku siap mbak. Aku juga merasakan hal yang sama seperti apa yang kamu rasakan mbak. Kepuasan yang tak ternilai harganya. Terus mbak..teruuuussss… goyang teruuuuussss,,, Uuuuhhh,,, nikmat sekalii… !” Jawabku sambil kut membantu menggoyangkan demi kenikmatan bersama mbak Arlin.
Penisku kini sudah lenyap masuk sempurna ke dalam vagina mbak Arlin. Mbak Arlin sangat lihai sekali. Tanganku yang diam di raihnya dan dituntung untuk sambil menyentuh klitoris dibagian vaginanya sembari terus menggoyangkan memutar-naik-turun. Sedang tangannya sendiri meremas remas buah dadanya. Sungguh terlihat mengalami kenikmatan yang begitu hebat.
15 menit kemudian, goyangan mbak Arlin tak terasa semakin cepat dengan mengarah memutar maju mundur dan sesekali sedikit menaikan dengan membusungkan dadanya.
” uuuhh… uhhh… ehhh… ehhh…esssssssssssssssssssh, aku mau nyampe’ Ton, uuuuuuuhhhhh !” Desah mbak arlin.
kurasakan cairan kenthal dan hangat menyembur sampai batang kemaluanku. Menetes hingga buah zakarku. Benar-benar aku rasakan tetesan cairan yang keluar dari mulut vagina mbak Arlin itu. Orgasme yang begitu dinikmatinya.
kemudian aku di ciumi, dipeluk, dijilati dadaku dan terus menggoyangkan pinggulnya dimana lubang vaginanya masih terpenuhi oleh ala vitalku yang terus semakin keras.
Sela kemudian mbak Arlin dengan dorongan yang kuat membalikkan posisiku. Bergulinglah aku sehingga kini posisiku ada di atas menindihi tubuh mbak Arlin yang seksi itu. Aku sedot putingnya yang ranum itu, ku remas buah dadanya yang super kenyal, dan aku goyangkan maju mundur penisku untuk menusuk-nusuk vaginanya. Bulu lembut kemaluan mbak Arlin semakin membuat keadaan itu menjadi indah. Desahan yang merdu dan eksotis menambah birahiku semakin memuncak.
” Goyang yang keras sayaaang, !”. Ucap mbak Arlin sambil memegang pundakku dengan menekuk lutut dan menaiikannya ke atas. Memang aku sadari posisi itu paling enak untuk dirasakan oleh wanita saat berhubungan sex.
Akupun mulai menambah kecepatan goyanganku untuk membuat mbak Arlin terpuaskan. Dan, tidak lama kemudian…
” Ahhhhhhh…. ahhhhhhhhhhhhhhhhhh.. aaaaaaauuuuuuuuuuuuuch !” Tubuh mbak Arlin menggelinjang kejang-kejang hebat.
” Aku sampe’ lagi Ton,,,, Sungguh kamu hebat sekali. Belum pernah aku orgasme sampe lebih seperti ini!” . Ungkap mbak Arlin.
diraihnya tubuhku, didekapnya erat sambil pinggangku terus diapitnya agar tusukan penisku tetap terjaga tingkat kedalamnya. Karena aku merasakan ujung penisku menyentuh pangkal kedalaman Vagina milik mbak Arlin.
“Sayang, kamu sudah mau keluar belum? Kamu ingin gaya seperti apa untuk mengeluarkan spermamu kedalam Vagina Mbak?”. Tanya Mbak Arlin romantis sambil diteruskan mencium bibirku.
“Aku ingin mbak Arlin telungkup, aku ingin menggenjot dari belakang, karena aku suka lihat pantaatmu mbak.” Jawabku memohon
Kemudian Mbak Arlin membalikkan tubuhnya dan posisinya kini telungkup.
Aku pandangi pantatnya yang semogh dan seksi itu, kemudian ku ciumi, ku jilati, dan ku usap vaginanya dengan tanganku.
“Uuuuhhh….essssssssssssssh !” . Desah mbak Arlin.
Aku memposisikan sambil memeluk mbak Arlin, dan aku masukkan penisku ke lubang Vagina mbak Arlin dari belakang. Posisi tidur telungkup dengan aku menindihi mbak Arlin dari belakang. Inilah moment yang aku rasakan paling suka. Karena batang penisku lebih terasa dengan apitan pantat mbak Arlin yang super semogh dan putih itu. Nampak juga anusnya yang bersih tidak hitam melainkan merah muda sama persis dengan garisan tengah vaginanya. Sempurna sekali organ vital milik mbak Arlin itu.
Aku genjot kencang, sehingga bunyi sisa tekanan genjotanku yang membuat pantatnya bergetar-getar.
Nikmaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat sekali rasanya, Surga dunia. Kulihat mata mbak Arlin yang terpejam menandakan dia juga merasakan kenikmatan yang sama. Sambil terus aku genjot, sesekali ku ciumi leher dan tengkuknya. Aku beri tanda merah dengan bibirku di bagian samping lehernya yang peluh dengan keringat itu. Nampak sekali bulatan merah kini membekas dilehernya.
” Antonnnn, pengalaman sekali kamu… Mbak bener-bener puas. Sungguh, puas banget !” Puji mbak Arlin.
Tanpa menggubris pujian mbak Arlin aku semakin meningkatkan frekuensi goyanganku. Terasa sekali mani dalam penisku sudah sampai di batang kemaluanku.
” Mbak…. uuuuuhhhh… aku sudah mau nyampe’…. uuuuhhh… uhhhhhh ! ” Desahku.
” Goyang yang lebih cepat sayang… keluarin aja di dalam. Mbak ingin rasakan kehangatan air manimu.. Ayo sayangg…. teruuuuus… terussssss. teruuuuuussss…. uuuuhhhh nikmat sekali,,,, terussss sayang,,, lebih cepat lagiiii… !” Seru mbak Arlin yang juga merasakan kenikmatan.
Dan akhirnya, aku menyemburkan cairan maniku ke dalam lubang vagina mbak Arlin. Terus saja ku goyang-goyangkan dengan sedikit memutar pasca air maniku sudah membanjiri lubang vagina mbak Arlin. Ku peluk erat, ku ciumi leher, pipi, dan ku lumat bibirnya.
” terima kasih mbak.. sungguh nikmat sekali. Anton puas sekali “. Ucapku mesra sambil terus memeluknya dari belakang dengan posisi tidur telungkup.
” Iya sayaaaang… Mbak apalagi, sampai nggak bisa mbak ungkapkan dengan kata-kata. Malam ini sungguh bagaikan malam kenikmatan yang baru pertama kali mbak rasakan. Ingin sekali aku sering merasakan kenikmatan ini sayang.” Kata mbak Arlin mesra kepadaku.
Kami pun kemudian saling berpelukan dengan posisi tidur terlentang dengan posisi mbak Arlin kini kepalanya ada di dadaku. Kita mengenakan selimut, dan sambil ku belai rambutnya, mbak Arlin juga memelukku.
Kamipun tertidur lelap bagaikan pasangan suami Istri. Dan kamipun mengulanginya di tengah malam dini hari. Sungguh pengalaman yang luar biasa aku lakukan dengan tetanggaku sendiri. Kejadian itu kini sering aku lakukan setiap ada kesempatan apalagi saat mas Joni sedang berlayar. Aku bagaikan suami kedua mbak Arlin disaat suami mbak Arlin tidak ada dirumah.
Untuk mbak Arlin, sungguh saat ini aku justru bener-bener ingin memilikimu seutuhnya. Aku mencintaimu tulus dari lubuk hati yang paling dalam. I Love You.
Namaku Anton, Umur 26 tahun karyawan swasta ternama di Yogyakarta. Kesibukanku selain bekerja rutin, saya suka online marketing. Biasalah buat nambah-nambahin sekedar beli rokok dan bensin. Aku tergolong pemuda yang atletis.
Karena setiap cabang olah raga bisa aku ikuti. Ya meskipun nggak jago2 amat setidaknya aku bisa menyeimbangi ketangkasan setiap cabang olah raga yang ada. voli, badminto, basket hingga sepak bola. Badanku yang proposional membuatku bisa bergerak lincah serta energik setiap melakukan aktivitas. Aku tinggal di pedesaan yang amat sangat asri dan nyaman. itu kampung tercintaku dimana aku lahir disitu juga.
Disekitar rumahku terdapat tetangga-tetanggaku yang baik dan ramah2. Ada pendatang, ada pula yang memang asli pribumi warga setempat. Sebut saja Mbak Arlin (usia 29 tahun, Tinggi, putih, bersih, body seksidan hidung mancung, mirip artis korea dengan rambut panjang lurus bagaikan iklan shampo di TV adalah salah satu tetangga pendatang dari kota. Sudah 4 tahun mbak Arlin dan keluarganya 1 suami 1 anak masih umur 1 tahun menjadi tetangga dekatku.
Aku juga sering mengobrol dengan mas Joni suami mbak Arlin sehingga cukup dekat dan santai dengan mereka. Apalgi anaknya yang masih lucu-lucunya sering aku ajak main ke dalam kamarku. Mas Joni suami Mbak Arlin kerjaannya menjadi hotskeeping di kapal pesiar internasional. Sehingga waktu kerja dan waktu libur sudah terjadwal bagaikan sistem blok. 8 bulan berlayar, 2 bulan libur/mendarat. Jadi Mas Joni itu bisa kumpul keluarganya 1 tahun hanya 1 kali dalam waktu 2 bulan saja. Gaji yang besar ternyata tidak selalu membuat seseorang bisa bahagia dengan selalu berkumpul dengan keluarganya.
Sore itu ku lihat Mbak Arlin yang sedang menggendong anaknya dengan wajah yang sedih berada di pagar halam rumah dan didepannya sudah ada mobil taxi menjemput mas Joni yang pastinya kembali bekerja berlayar dikapal pesiar. Benar-benar tidak sinkron dengan hatiku jika kelak aku harus meninggalkan istri dan anakku lama oleh urusan pekerjaan. Aku tidak ingin bekerja seperti itu. Bagiku yang penting gajiku cukup asal tidak selalu meninggalkan keluarga dalam tempo waktu yang cukup lama. Terlihat mbak Arlin di kecup keningnya kemudian dipeluknya dan tetesan air matanya berlinang.
5 Menit kemudian setelah taxi pergi bersama membawa mas Joni, aku mendatangi rumah mbak Arlin. Memang seperti biasanya juga aku sering main disitu. Entah itu mainan ama anaknya, atau kadang juga dimintai bantuan dikala mas Joni tidak dirumah misal seperti benerin genteng bocor, kran mampet, lampu mati dll. Jadi kaya udah terlalu santai dan mas Joni juga sering bilang ke aku untuk titip anak dan istrinya itu diwaktu sedang berlayar.
” Mas Joni udah berangkat lagi to mbak?” Sapaku dari samping halaman.
” Iya Mas Anton, barusan aja kok. Hmmmm… sendiri lagi ni aku mas”. Jawab mbak Arlin sambil menghela nafas.
” Berlayar kemana mbak mas Joni bulan ini?” Tanyaku.
” Bilangnya ke Italy dan Spanyol mas, Eh.. ayo masuk aja,,itu Mbak ada kue, sayang kalo tidak ada yang makan”.
Jawab mbak Arlin sambil kemudian menyuruhku masuk untuk ditawari makan kue.
Sambil mengganti menggendong anaknya aku masuk ke rumah mbak Arlin. Kemudian diambilkannya segelas Jus
Jambu yang dingin beserta kue yang tadi udah ditawarkan ke aku.
” Ayo Ton, diminum dan di icip kuenya. Buatan Mbak sendiri. ” Mbak Arlin menawarkan.
” Siap mbak, santai aja..Pasti nanti Anton makan dah.” jawabku sambil masih menggendong anaknya yang candaan ama aku.
kemudian aku minum jus jambu dan mengicipi kue buatan mbak arlin.
“Gimana Ton rasanya? Enak ndak? jawab jujur loo.” Tanya mbak Arlin sambil senyum manisnya terurai.
” Josh pokoke mbak, manstap.. Kalo dijual pasti laris ini kue buatanmu mbak.” Jawabku sambil makan kue buatan mbak Arlin.
” Halah, Pinter kamu tu nge-Gombal Ton…” Saut mbak Arlin sambil ketawa tersipu.
Disela-sela aku merahapi kue buatan mbak Arlin, aku sdiajak ngobrol mbak Arlin. Sepertinya mbak Arlin ingin melepas penat dalam pikirannya dengan sharing denganku. Terlihat jelas wajah serius mbak Arlin saat mulai mengeluarkan unek-uneknya ke aku. Mbak Arlin merasa ingin bilang ke mas Joni kalo untuk cari pekerjaan lainnya. Biar selalu berkumpul setiap harinya. Mbak Arlin merasa kesepian saat mas Joni pergi berlayar.
” Mbak tu mau bilang ke Mas Joni tapi lum brani Ton.. Takut menyinggung perasaan mas Joni.” Keluh Mbak arlin sambil menyilakkan rambutnya.
” Yang sabar mbak, siapa tahu ini ada hikmahnya, mungkin juga mas Joni juga ada planning untuk mengumpulkan modal dulu lewat bekerja di kapal pesiar. Tentu gaji besar akan cepat mengumpulkan modalnya kan mbak.” Sautku sedikit menenangkan mbak Arlin.
” Iya juga sih Ton, tapi kalau kamu sendiri gimana, maksudku jika kamu bekerja seperti mas Joni trus kamu udah punya keluarga dan momongan apa kamu juga bisa seperti mas Joni? tanya mbak Arlin.
” Wah kalo aku punya keinginan harus bisa kumpul dengan keluarga mbak. Tidak masalah bagiku dengan gaji kecil asalkan cukup. Yang penting bisa ketemu keluarga setiap hari. Itu klo aku lo mbak, kan pemikiran orang kan beda-beda, termasuk mas Joni.” Jawabku tegas.
” Emmmmm … sejujurnya aku juga memiliki pemikiran yang sama kaya kamu ton, gak perlu harta yang melimpah asalkan bisa terus berkumpul dengan keluarga.” Seru Mbak Arlin sambil menganggukkan kepala.
“Eh, bentar itu Rafa (anak mbak Arlin) tertidur, tak mindahin dia ke kamarnya bentar ya Ton.” Saut mbak Arlin sambil menghampiri Rafa yang tertidur didepan TV yang sambil ngedot susu, yang memang sedari aku ngobrol dengan mbak Arlin Rafa di tidurkan di depan TV.
Ketika mbak Arlin berjalan menuju Rafa tertidur terlihat bodynya yang aduhai, antara pantat yang berisi, lekukan celana dalamnya yang terlihat jelas dan cara berjalannya yang bagaikan pragamati dengan pinggulmya bergerak kekanan ke kiri semakin menyempurnakan keindahan tubuh mbak Arlin yang notabenya sering melakukan perawatan di salon-salon kecantikan ternama di Jogja.
Ku perhatikan dengan seksama seluruh tubuh mbak Arlin itu, saat dia jongkok mau mengangkat anaknya terlihat kaos ketatnya terangkat naik sehingga terlihat celana dalam warna pink dan kulit punggungnya yang putih bersih.
Semakin aku menjadi penasaran seperti apa kalau mbak Arlin itu tanpa busana. Dalam hati aku hanya berkata,
Beruntungnya Mas Joni punya Istri secantik mbak Arlin.
Kemudian kulihat mbak Arlin membopong Rafa dan di bawa ke kamarnya. Tak lama kemudian Mbak Arlin kembali ke ruang diama kita mengobrol. Pucuk ditiba ulampun tiba, pemandangan superhot hadir dengan sendirinya ketika mbak Arlin tidak sadar kalo kancing kaosnya terlepas mungkin akibat menggendong Rafa tadi. Jadi cukup terihat garis bukit-lembah buah dada mbak Arlin yang terbelah dan menampakkan warna kuning bersih dan berisi itu.
Warna BH yang sama dengan celana dalam mbak Arlin yang tadi juga sempat aku lihat, dipastikan kalau mbak Arlin itu type wanita yang mecing dengan dandanan termasuk urusan mengenakan pakaian dalam. Kemudian kami lanjutkan mengobrol dan bercanda ria hingga cukup malam.
Hari berganti, minggu berlalu, bulan berbulan telah membuat suasana aku dan mbak Arlin semakin dekat bahkan sedikit intim. Tidak sedikit SMS dari mbak Arlin kalau malam sama-sama belum tidur berisikan SMS berbau tentang sex. Aku berfikir paling juga candaanya mbak Arlin. Namun kadang aku juga berandai-andai kalo mbak Arlin itu sedang kesepian dan aku diajak gituan. hahahaha.. ya kaya gitu bayanganku tu. Ya mau gimana lagi, melihat wanita cantik, super seksi, putih, bersih, yang lagi kesepian , tentunya normal dong terbesit ada lamunan seperti itu.
Tidak terasa sudah 3 bulan lamanya Mbak Arlin dan Rafa sendirian ditinggal Mas Joni bekerja. Nampak terlihat sekali wajah gelisah dan seperti butuh teman sekedar ngobrol. Dari hal itulah aku jadi dekat dengan mbak Arlin karena hanya aku yang nyambung kalo diajak sharing dengan mbak Arlin. Dan suatu ketika kurang lebih sekitar jam delapanan, aku yang sedang nongkrong di warung koboi HP ku bergetar. Aku cek ada SMS masuk. Setelah ku buka ternyata SMS dari mbak Arlin. Isinya seperti ini:
” Ton, Kamu lagi dimana? Bisa kerumah mbak sekarang nggak?”
Ini Rafa Rewel, sedang mbak lagi nggak enak badan, agak meriang ini.
Kalo nggak keberatan mbak tolong kamu segera ke rumah mbak ya !!
Makasih.”
Dengan cepat aku langsung membalasnya “Baik mbak, Anton segera ke rumah mbak. ” Balas SMSku untuk mbak Arlin.
Setelah aku membayar jajananku di angkringan aku bergegas menuju rumah mbak Arlin yang tidak begitu jauh dari tempat dimana aku nongkrong.
Ku ketuk pintu rumah mbak Arlin. dan tidak sela waktu lama di buka pintunya. Mataku terbelalak lebar ketika ku lihat mbak Arlin yang tengah menggendong Rafa anaknya cuma memakai celana senam ketat pendek dan minim sekali dengan atatsan cuma memakai tangtop warna hitam. Sungguh membuat bulo romaku bagaikan dijamah hantu. Indah sekali.
Kakinya yang putih mulus terlihat dari ujung sampai hampir pangkal selangkangannya. Di tengah selangkangannya juga terlihat menyembul empuk dan terlihat garis kemaluaannya. aku lihat keatasnya lagi terlihat perutnya yang masih langsing putih mulus tanpa ada garitan bekas ibu hamil dan payu daranya tertutup dengan tang top warna hitam dibalut BH yang terlihat garisan lekuknya.
Spontan aku cuma bisa menelan ludahku sendiri. Apalagi terlihat mbak Arlin yang kringetan mungkin karena menggendong rafa yang lagi rewel, keringat yang di lehernya seakan-akan ingin aku usap dengan belaian lidahku. Benar-benar seksi sekali. Ditengah lamunanku itu aku tersadar dengan perkataan mbak Arlin.
” Anton, malah diem mlotot sih.. Masuk sini.., Coba kamu gantian yang gendong Rafa ya, mbak capek dari sore tadi nggendong Rafa terus.” Sambil meyerahkan gendongan Rafa ke Aku aku masuk kerumah mbak Arlin.
Pandanganku tidak terhenti meskipun aku menggendong Rafa. Ketika Rafa sudah aku gendong Mbak Arlin berjalan menuju dapur. Mungkin haus karena keluh keringatnya masih bercucuran. Dan aku juga cuma bertanya-tanya, mengapa mbak Arlin hanya mengenakan pakaian kaya gitu? terlihat santai juga dihadapanku? Ah, mungkin karena biar nggak terlalu ribet dan lebih sejauk aja nggendong Rafa kali ya, batinku.
“Anton, kamu mau minum apa? Kopi, Teh atau Jus?” Teriak mbak Arlin dari Dapur.
” Udah mbak, nanti aja, Aku biz minum kok tadi di warung koboi.” Saut jawabku.
Sambil terus menggendong Rafa, sambil aku timang-timang akhirnya Rafa terdiam dan tertidur pulas dipelukan gendonganku.
” Anton, kamu udah pantes kayaknya punya momongan, mpe sejak tadi Rafa ama aku yang statusnya Mamanya aja tetep rewel, eeehh giliran kamu gendong kok diem, tidur pulas pula. Hebat kamu Ton”. Sapa Mbak Arlin berjalan keluar dari dapur.
” Ah mbak Arlin, kebetulan aja kali ya mbak, mungkin Rafa udah capek. Kan sedari tadi to rewelnya?, nah, ini pas ku gendong udah capek-capeknya mungkin.” Sambung jawabku sambil sedikit memberikan senyuman untuk Mbak Arlin.
” Perasaan kamu tu nggak ikut buar Rafa, tapi Rafa kok kaya’ lengket banget serta terlihat nyaman ya Ton ama kamu? ” . Tanya mbak Arlin sambil mendekati aku yang lagi menggendong Rafa kemudian di elus-elusnya rambut Rafa.
Mendengar pertanyaan itu dalam hati aku cuma berkata, wah, mbak Arlin ini sadar ya nggak ya tanya ama aku seperti itu. Spontan karena aku udah cukup deket ama mbak Arlin aku jawab aja.
” Mungkin kali iya mbak, masak mbak Arlin lupa sih? Dulu kita kan sempeeettttt…..?” Jawabku terhenti tidak berani melanjutkan perkataanku.
” Sempeeeet apaaaaa? haiyooooo….”. Saut mbak Arlin cepat sambil mencubit perut bagian sampingku.
Terasa geli sih waktu mbak Arlin mencubitku. Seperti kode untuk melakukan apa gitu kalo boleh aku terjemahkan.
” Udah Ton, kaya’nya Rafa udah pulas itu, tolong sekalian kamu tempatkan Rafa di Kranjang bayi kamarnya, sini ayo biar aku pernahin bantal dan gulingnya! ” Pinta Mbak Arlin.
Kemudian kita menuju kamar Rafa, mbak Arlin membenahi kamar Rafa dengan menata Bantal guling dan alas tidur untuk Rafa. Nah, ketika sedikit membungkuk, kulihat jelas Buah dada Mbak Arlin yang putih kuning kenyal itu menggelembung seakan-akan mau keluar dari BH dan tangtop mbak Arlin. Bercampur dengan sisa keringat sehingga warna dan bentuknya lebih eksotis. Ingin sekali aku memegang dan meremas-remasnya.
” Udah sini Ton, Rafa kami bobokkan aja.” Perintah Mbak Arlin.
Dengan pelan-pelan aku turunkan Rafa dari gendonganku dan aku pernahkan posisi boboknya. disela sela itu aku berkata sama mbak Arlin.
” Rafa lucu banget ya mbak? Ini bubuknya pules banget!” Kataku.
” Iya Ton, bersyukur banget aku dianugrahi anak seperti rafa. Sangat menemaniku sekali.!” jawab mbak Arlin sambil mencium lembut kening Rafa anaknya.
Kemudian sambil meninggalkan kamar Rafa pelan-pelan, kita menuju ruang tengah rumah mbak Arlin. Aku duduk, kemudian diikuti mbak Arlin yang duduk di depanku. Dan aku awali obrolan itu.
” Mbak katanya tadi lagi nggak enak badan? kok malah pakai baju super seksi seperti itu?” Tanyaku sambil sedikit tersenyum.
” Iya Ton, kaya’nya mbak masuk angin ini. Aku pake baju ini tadinya mau aku buat senam, biar keluar keringat. Kan kalo keluar keringat, biasanya bisa sembuh kalau cuma masuk angin aja.” Jawab mbak Arlin.
“Trus sekarang gimana mbak? Udah sembuh kan? tuh buktinya keringat mbak udah keluar banyak mpe basahi tubuhmu mbak?” Sambungku.
” Entah Ton, mbak masih terasa nggak enak badan, masih sedikit pusing ini. Biasa kalau pas mas Joni dirumah aku minta tak suruh pijitin kemudian tak suruh kerokin juga. Dan langsung sembuh.” Mbak Arlin menjawab.
Seketika itu antara berani dan tidak ingin ku tawarkan diri untuk memijit dan mengerokin mbak Arlin. Dengan sedikit grogi aku beranikan diri.
” Giman ka..ka..kalo Anton yang pijit dan kerokin km mbak?” Tanyaku agak sedikit gugup.
” Kamu yakin Ton? Nggak ngerepotin ini?” Serius?”. Balas mbak Arlin sambil tersenyum manis.
” Seriuslah mbak, masak bohong sich. Anton beneran mau mijitin mbak Arlin.” Sautku cepat dan tegas.
” Loh..loh.. santai aja kali jawabnya Ton, iya-iya, mbak tau kok kamu pasti mau bantu mbak, tapiii…. apa nanti kalau pacarmu tau dia nggak marah?” Ungkap mbak Arlin.
” Yaaah mbak Arlin ni mau ngejek apa njungkelin eeee ?” Secara Anton tu udah 2 tahun menduda alias menjomblo gitu”. Jawabku sambil sedikit melucu candaan.
” Masak sih kamu jomblo Ton,” Nggak percaya deh mbak. Cakep & udah punya kerjaan kok nggak punya calon ish.
Coba kalo mbak masih single, boleh juga tuh.” Saut mbak Arlin sedikit memancingku dengan terpaan kata-kata yang menjurus.
Aku sedikit GR ketika mbak Arlin bilang seperti barusan, aku juga telah merasakan kode lampu hijau untuk bisa mendekati mbak Arlin lebih jauh. Dengan sabar aku atur nafas dan kembali ke topik utma.
” Ini mbak jadi mau Anton Pijit ndak?” Tanyaku
” Kalo km nggak keberatan, boleh.” Jawab mbak Ailia agak sedikit malu.
” Ya udah mau dipijit dimana ini mbak?” Tanyaku lagi sedikit mengerucutkan tujuan.
” Ke kamar Mbak aja yuk Ton?” Jawab Mbak Ailia sambil berjalan menuju kamar mbak Ailia.
Kulihat kamarnya yang elegan, bersih dan wangi, terpasang foto dengan mas Soni dan Rafa. Terlihat juga kaca besar dan didepannya banyak produk kosmetik yang aku prediksikan harganya mahal. Tentu sebanding dengan yang dicapai mbak Arlin saat ini. Kulitnya putih bersih, merah merona, bibirnya merah muda, kuku tangannya rapi dan halus, rambutnya hitm pekat lurus dan lembut, serta bulu mata mbak Arlin yang sungguh anggun ketika matanya berkedip.
” Ton, mbak telungkup aja ya, kamu naik aja gih biar lebih enak posisinya kamu memijit mbak.!” Mbak Arlin berkata memecah kesunyian lamunanku.
Ku lihat mbak Arlin sudah posisi telungkup di springbadnya, seperti sudah pasrah untuk aku pijit sekujur tubuhnya. Dari itu aku lihat pemandangan yang membuat ingin ngiler aja. Jelaslah, pantat mbak alia menyebul bulat padat semog berisi dengan kulit yang pastinya putih karena terlihat dari pahanya yang putih bersih. Sontak kemaluanku berdiri tegang dan aku sedikit menutupinya agar mbak Arlin tidak mengetahuinya.
Dan akupun naik ke kasur yang empuk itu, mulai ku pijat bagian pundaknya.
” Maaf ya mbak, Anton mulai memijit?” Sapaku.
” hee eeemmm… yang enak ya ton, yang lama juga, udah mbak mau menikmati pijatanmu dulu. nanti kalo mbak tertidur tolong dibangunin ya.” Sambung mbak Arlin.
Hatiku nggak karuan ketika tanganku sudah menyentuh tubuh mbak Arlin meskipun baru dipundaknya. Rambutnya yang diuraikan dan diikat ke atas semakin terlihat jelas lehernya yang seksi itu. Warna kuning yang ranum sekali ingin ku kecup lembut leher serta tengkuknya.
Sepertinya mbak Arlin menikmati pijatan-demi pijatan yang aku lakukan. Kemudian aku lanjutkan pijatanku ke bagian punggungnya dengan menekan tulang punggung dengan kedua ibu jariku.
” uuuuuuh… enak juga pijitanmu Ton”. Mbak Arlin memujiku.
Ku lanjutkan dengan sedkit memberi rangsangan berupa sentuhan lembut di punggungnya. tanpa aku sangka mbak Arlin menggelembungkanpunggungnya, dan berkata,
” Bentar Ton, mbak lepas aja ikatan BH mbak, agak nggak leluasa ini nafas mbak.!” Kata mbak Arlin
Wuuuuuu… makin nggak karuan pikiranku. Apa jadinya nanti niiih, pikaran kotorku semakin merasuki otakku. Tak lama kemudian dengan posisi telungkup mbak Arlin melepas ikatan BHnya dan melepas baju tangtopnya. Kini kuliat segar sekali punggung mbak Arlin yang putih bersih dan terlihat sembulan payudaranya yang menyembul kesamping karena tergenjet tubuh mbak Arlin. Sungguh indah sekali.
” Udah Ton, ayo lanjutakn pijitanmu, dibagian punggung dulu ya, Enak juga pijitanmu.” Kata Mbak Alia sambil memposisikan kepalanya diatas bantal.
Dengan nafas terbata-bata dan jantung yang berdetak nggak karuan aku mulai menyentuh punggung putih bersih dan disuguhi gumpalan buah dada yang tertindih. Haduuh benar-benar merontokkan imanku. Dengan terus mengatur nafas aku meneruskan dengan memijit punggung Mbak Arlin.
” Ton coba kamu ke meja rias mbak, cari disitu minyak Zaitun botol bening ada gambar putri bermahkot daun hijau, Nah kamu ambil itu, kmudian lumasi punggung mbak dan kamu lanjutkan mijatnya.!” perintah mbak Arlin
Bergegaslah aku ke meja rias mbak Arlin, ku dapati produk yang dimaksud mbak Arlin. Ku lumuri punggung mbak Arlin dengan minyak Zaitun. Kemudian mulai ku lanjutkan pijatan lembutku sesekali ku usap melingkar. Aku mulai mendengar desahan lirih keluar dari mulut mbak Arlin. Sepertinya mbak Arlin terangsang dengan kenimatan yang aku berikan lewat pijatan-pijatan lembutku.
“mmmmmmh…emmmmmm…esssshhhhhhhh… esshhhhhhhh….!” Desah mbak Arlin Lirih
Mendengar desahan itu, aku semakin termotivasi untuk melakukan pijatan yang lebih nakal lagi. Yang semula cuma punggung aja yang aku usap-usap, kini aku juga megusap bagian bawah ketiak mbak Arlin. Sehingga menyentuh buah dada yang putih bersih dan kenyal itu. Sontak mbak Arlin menggelinjang kencang dan mendesah lebih keras..
” eshhhhhhhhhh…. uuuhhhhhhhh….” . Desah mbak Arlin.
Kulihat pantatnya di angkat keatas diikuti desahan kenikamtan. beberapa kali aku lakukan usapan itu dan kini pijatnku mulai turun diarea sekitar atas pantatnya. Dimana mbak Arlin masih mengenakan celana Senam yang telihat jika tidak mengenakan pakaian dalam (CW).
Ku lumuri dengan minyak zaitun, dan ku pijat kemudian ku kombinasikan dengan usapan-usapan. Menyadari itu kesempatan untukku untuk memberanikan diri untuk mengusap masuk ke dalam celana dalamnya dan mengusap pantatnya. Benar dugaanku mbak Arlin tidak mengenkan celdem. Nikmat sekali rasanya akhirnya aku bisa menyentuh pantat mbak Arlin yang kenyal itu. Ku remas remas dan ku usap-usap. Kini desahan mbak Arlin tidak terhela lagi.
“auuuuchhhhhh… essssshhhhhh… Auuuhh ehhe hhehehehehhhhhh Eshhhhhhh…!” sambil matanya terpejam.
Kini aku sudah paham jika mbak Arlin sudah terangsang total.
Tanpa aku duga sekali lagi, mbak Arlin melepaskan celana senamnya sambil posisi masih telungkup. Aku saat itu cuma terbelanga melotot menelan ludahku dalam dalam saat aku bagaikan mimpi melihat mbak Arlin yang molek, cantik, dan seksi itu sudah tanpa sehelai benang sedikitpun dengan posisi telungkup.
Aku lanjutkan pijatanku, mirip filem porno korea/japan tentang massage aku menirukannya. Aku pijit mulai dari telapak kakinya, betisnya hingga ke bagian pahanya. Saat itu mbak Arlin sudah tidak canggung lagi untuk mengeluarkan desahannya.
Disaat aku memijat pahanya, aku lumuri minyak Zaitu lebih banyak. aku pijat dan aku usap-usap melingkar dan sedikit aku lebarkan posisi paha kanan dan paha kirinya. Terlihat bulu halus dan rapi serta kulit kemaluan Miss V mbak Arlin yang berwarna merah muda itu. Penisku secara otomatis menonjol ingin menerobos celanaku. Sihingga benar0benar terlihat jika aku sedang dalam posisi ereksi maksimal..
Pertama aku usap pahany melingkar, kemudian aku usap sampai bagian pangkalnya.
“aaaaahhhh… Essssssshh… eshhhhhhh… Auuuuuch…. !” Mbak Arlin menggelinjang hebat sambil meremas dadanya sendiri masih dalam posisi telungkup. dan akhirnya, aku beranikan diri untuk menyentuh pelan dan mngusap lembut kemaluannya.
Aku lumuri tanganku dengan minyak Zaitun, aku usap-usapkan dulu ke telapak tanganku, baru aku sentuhkan lembut dan aku usapkan ke kemaluan mbak Arlin. Lembut dan empuk plus hangat sekali, saat aku sentuh kemaluan mbak Arlin itu. Bulunya yang tipis dan lembut tercampur dengan cairan Miss V + Minyak Zaitun, menjadikan semakin licin dan semakin mudah untuk di rangsang.
Jari tengahku kemudian ku ikutkan garis tengh kemaluan mbak Arlin. Aku cari G spot mbak arlin bagian luar. Dan aku dapati seperti biji kacang di ujung garis tengah kemaluan Mbak Arlin itu. Aku sentuh dan aku putar-putar pelan.
” Aaaaahhhhhhhhhhh… Esssssssshhhhhhhhhhhhhh… Kamu pinter Ton?” Desah mbak Arlin menikmatinya…
Aku putar lebih cepat kacang dalam kemaluan mbak Arlin itu. Tak lama kemudian, mbak Arlin menggelinjang hebat dan berkata… ” Teruuuuuuuus… Teruuuuuuuus.. sayangggg!!! teruuush… eshhhhh shhhhh essshhhhhhhhh……. !”
Cairan hangat bercampur air seni mbak Arlin mengalir deras membasahi tanganku dan kasur mbak Arlin.
“Auuuuuuhh… hemmmmmmm… ehhhhhhhhhhhhhshssshhhhhhhh.. nikmat sekali…. baru kali ini aku merasakan kenikmatan yang belum aku rasakan!” Kata mbak Arlin sambil masih tersentak-sentak nafasnya.
Setelah itu, mbak Arlin memintaku untuk melepas seluruh pakaianku. Tanpa basa-basi yang akunya juga sudah birahi tinggi segera melepas seluruh yang menempel ditubuhku. Kini aku telanjang bulat dengan Mr. P yang cukup besar 17 cm diameter 4 cm (tergolong sudah sangat besar untuk orang Indonesia).
Mbak Arlin kemudian mendekat dan memegang penisku dengan tangan kanannya, sedang tangan kirinya mengelus-elus buah zakarku. Sungguh kenikmatan yang tiada duanya.
Dikocokkannya penisku kemudian dijilat-jilat ujung penisku. Sepertinya mbak Arlin sangat menikmatinya. Aku cuma bisa terpejam dan mengerang-erang kenikmatan. dahsyat bener permainan mbak Arlin waktu itu. Emutannya bagikan alat sedot yang sempurna. Penisku dilumat habis meskipun tidak semuanya tenggelam dalam mulutnya, mungkin karena penisku yang terlalu besar untuk bibirnya yang seksi itu.
Setelah puas bermain dengan penisku, kemudian aku disuruh tidur terlentang, kemudian mbak Arlin naik diatasku. Dengan bantuan tangannya mbak Arlin memegang kemaluanku dan kemudian mengarahkan ke lubang vaginanya. Begitu lihai mbak Arlin mengepaskan ujung penisku ke lubang vaginanya.
Begitu terangsang sekali saat ujung kemaluanku digesek-gesekkan dengan bibir vagina mbak Arlin.
Desahan mbak Arlin semakin membuat aku bergairah.
“Essssssh… ahhhh…Essssssaaach….!” Desah mbak Arlin begitu menikmatinya.
beberapa saat kemudian dengan sedikit tekanan begitu lembut dan sangat hati-hati, mbak Arlin menekan ke bawah sehingga kemaluanku dengan lembut menerobos liang kemaluannya. Seiring dengan kurasakannya cairan yang sangat licin yang keluar dari organ vital mbak Arlin, aku juga merasakan kehangatan yang begitu nikmat dengan ditambah gigitan vagina mbak Arlin yang begitu kencang dan sempit. Sering terasa penisku seperti ada yang menyedot-nyedot.
” uuuuuuuh… hmmmmm…. Esssahhhhhh…eshhhhhhh, nikmat sekali Ton. Sungguh jauuuh sekali saat aku berhubungan dengan suamiku sendiri.. Aku bakal ketagihan Ton main sama kamu !” Kata mbak Arlin sambil terus mencoba memasukkan alat vitalku sambil sedikit digoyang-goyang pinggulnya.
” Aku akan selalu nurutin kamu mbak, mau minta kapanpun aku siap mbak. Aku juga merasakan hal yang sama seperti apa yang kamu rasakan mbak. Kepuasan yang tak ternilai harganya. Terus mbak..teruuuussss… goyang teruuuuussss,,, Uuuuhhh,,, nikmat sekalii… !” Jawabku sambil kut membantu menggoyangkan demi kenikmatan bersama mbak Arlin.
Penisku kini sudah lenyap masuk sempurna ke dalam vagina mbak Arlin. Mbak Arlin sangat lihai sekali. Tanganku yang diam di raihnya dan dituntung untuk sambil menyentuh klitoris dibagian vaginanya sembari terus menggoyangkan memutar-naik-turun. Sedang tangannya sendiri meremas remas buah dadanya. Sungguh terlihat mengalami kenikmatan yang begitu hebat.
15 menit kemudian, goyangan mbak Arlin tak terasa semakin cepat dengan mengarah memutar maju mundur dan sesekali sedikit menaikan dengan membusungkan dadanya.
” uuuhh… uhhh… ehhh… ehhh…esssssssssssssssssssh, aku mau nyampe’ Ton, uuuuuuuhhhhh !” Desah mbak arlin.
kurasakan cairan kenthal dan hangat menyembur sampai batang kemaluanku. Menetes hingga buah zakarku. Benar-benar aku rasakan tetesan cairan yang keluar dari mulut vagina mbak Arlin itu. Orgasme yang begitu dinikmatinya.
kemudian aku di ciumi, dipeluk, dijilati dadaku dan terus menggoyangkan pinggulnya dimana lubang vaginanya masih terpenuhi oleh ala vitalku yang terus semakin keras.
Sela kemudian mbak Arlin dengan dorongan yang kuat membalikkan posisiku. Bergulinglah aku sehingga kini posisiku ada di atas menindihi tubuh mbak Arlin yang seksi itu. Aku sedot putingnya yang ranum itu, ku remas buah dadanya yang super kenyal, dan aku goyangkan maju mundur penisku untuk menusuk-nusuk vaginanya. Bulu lembut kemaluan mbak Arlin semakin membuat keadaan itu menjadi indah. Desahan yang merdu dan eksotis menambah birahiku semakin memuncak.
” Goyang yang keras sayaaang, !”. Ucap mbak Arlin sambil memegang pundakku dengan menekuk lutut dan menaiikannya ke atas. Memang aku sadari posisi itu paling enak untuk dirasakan oleh wanita saat berhubungan sex.
Akupun mulai menambah kecepatan goyanganku untuk membuat mbak Arlin terpuaskan. Dan, tidak lama kemudian…
” Ahhhhhhh…. ahhhhhhhhhhhhhhhhhh.. aaaaaaauuuuuuuuuuuuuch !” Tubuh mbak Arlin menggelinjang kejang-kejang hebat.
” Aku sampe’ lagi Ton,,,, Sungguh kamu hebat sekali. Belum pernah aku orgasme sampe lebih seperti ini!” . Ungkap mbak Arlin.
diraihnya tubuhku, didekapnya erat sambil pinggangku terus diapitnya agar tusukan penisku tetap terjaga tingkat kedalamnya. Karena aku merasakan ujung penisku menyentuh pangkal kedalaman Vagina milik mbak Arlin.
“Sayang, kamu sudah mau keluar belum? Kamu ingin gaya seperti apa untuk mengeluarkan spermamu kedalam Vagina Mbak?”. Tanya Mbak Arlin romantis sambil diteruskan mencium bibirku.
“Aku ingin mbak Arlin telungkup, aku ingin menggenjot dari belakang, karena aku suka lihat pantaatmu mbak.” Jawabku memohon
Kemudian Mbak Arlin membalikkan tubuhnya dan posisinya kini telungkup.
Aku pandangi pantatnya yang semogh dan seksi itu, kemudian ku ciumi, ku jilati, dan ku usap vaginanya dengan tanganku.
“Uuuuhhh….essssssssssssssh !” . Desah mbak Arlin.
Aku memposisikan sambil memeluk mbak Arlin, dan aku masukkan penisku ke lubang Vagina mbak Arlin dari belakang. Posisi tidur telungkup dengan aku menindihi mbak Arlin dari belakang. Inilah moment yang aku rasakan paling suka. Karena batang penisku lebih terasa dengan apitan pantat mbak Arlin yang super semogh dan putih itu. Nampak juga anusnya yang bersih tidak hitam melainkan merah muda sama persis dengan garisan tengah vaginanya. Sempurna sekali organ vital milik mbak Arlin itu.
Aku genjot kencang, sehingga bunyi sisa tekanan genjotanku yang membuat pantatnya bergetar-getar.
Nikmaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat sekali rasanya, Surga dunia. Kulihat mata mbak Arlin yang terpejam menandakan dia juga merasakan kenikmatan yang sama. Sambil terus aku genjot, sesekali ku ciumi leher dan tengkuknya. Aku beri tanda merah dengan bibirku di bagian samping lehernya yang peluh dengan keringat itu. Nampak sekali bulatan merah kini membekas dilehernya.
” Antonnnn, pengalaman sekali kamu… Mbak bener-bener puas. Sungguh, puas banget !” Puji mbak Arlin.
Tanpa menggubris pujian mbak Arlin aku semakin meningkatkan frekuensi goyanganku. Terasa sekali mani dalam penisku sudah sampai di batang kemaluanku.
” Mbak…. uuuuuhhhh… aku sudah mau nyampe’…. uuuuhhh… uhhhhhh ! ” Desahku.
” Goyang yang lebih cepat sayang… keluarin aja di dalam. Mbak ingin rasakan kehangatan air manimu.. Ayo sayangg…. teruuuuus… terussssss. teruuuuuussss…. uuuuhhhh nikmat sekali,,,, terussss sayang,,, lebih cepat lagiiii… !” Seru mbak Arlin yang juga merasakan kenikmatan.
Dan akhirnya, aku menyemburkan cairan maniku ke dalam lubang vagina mbak Arlin. Terus saja ku goyang-goyangkan dengan sedikit memutar pasca air maniku sudah membanjiri lubang vagina mbak Arlin. Ku peluk erat, ku ciumi leher, pipi, dan ku lumat bibirnya.
” terima kasih mbak.. sungguh nikmat sekali. Anton puas sekali “. Ucapku mesra sambil terus memeluknya dari belakang dengan posisi tidur telungkup.
” Iya sayaaaang… Mbak apalagi, sampai nggak bisa mbak ungkapkan dengan kata-kata. Malam ini sungguh bagaikan malam kenikmatan yang baru pertama kali mbak rasakan. Ingin sekali aku sering merasakan kenikmatan ini sayang.” Kata mbak Arlin mesra kepadaku.
Kami pun kemudian saling berpelukan dengan posisi tidur terlentang dengan posisi mbak Arlin kini kepalanya ada di dadaku. Kita mengenakan selimut, dan sambil ku belai rambutnya, mbak Arlin juga memelukku.
Kamipun tertidur lelap bagaikan pasangan suami Istri. Dan kamipun mengulanginya di tengah malam dini hari. Sungguh pengalaman yang luar biasa aku lakukan dengan tetanggaku sendiri. Kejadian itu kini sering aku lakukan setiap ada kesempatan apalagi saat mas Joni sedang berlayar. Aku bagaikan suami kedua mbak Arlin disaat suami mbak Arlin tidak ada dirumah.
Untuk mbak Arlin, sungguh saat ini aku justru bener-bener ingin memilikimu seutuhnya. Aku mencintaimu tulus dari lubuk hati yang paling dalam. I Love You.