Agen Bola

Mancing Udang

Mancing Udang

Sampe melepuh nih jidat, tangan sebatas pergelangan, kaki sebatas lutut... Jiakakakak... aku berganti kulit kayak ular, bersisik... si Aini aja sampe ketakutan melihat pergelangan tanganku yang melepuh. Alkisah, Nyeberang Sungai Kapuas pake sampan, ke seberang dusun balai nanga, tiada lain tiada bukan... menjajal tarikan si Sepit biru...


Tempat mancingnya sih teduh buanget, cuman kagak sadar waktu menyeberang, kagak pakai Tangui, topi atau penutup kepala. Kadang malah aku buka baju kalo cuaca lagi ngga puanas-puanas buanget.

Dusun Balai Nanga terlihat
dari seberang kampung
Butuh waktu kira-kira 15 menitlah untuk sampe ke seberang kampung, dengan sampan tentunya. Uweeehhhh lha dallahhhhh.... pas aku lagi di tengah, kuperhatikan di seberang, ada sampan warga kampung yang duluan menyisir tepian sungai kapuas, apalagi kalo bukan nyari ikan dan udang dengan cara mudah, strum. Aku hanya menghela nafas, soalnya kalau putar balik haluan, percuma donk umpan yang jauh-jauh aku bawa dari Pontianak ini ngga di uji kehandalannya di sini.

Nyampe di seberang, aku menarik nafas sebentar, iseng-iseng, sampan ku singgahkan di bambu yang tumbuh subur di sebelah hilir batu. Setelah melempar umpan pancing, aku santai menunggu umpan di makan si sepit biru, sampe tiga batang rokok kuhabiskan.... wallaaaahhhhh sepi buanget. jangankan udang, ikan kecil aja ngga ada yang menyentuh umpan pancingku.

Tangkapan Pertama
Aku belum patah semangat, aku berniat pindah tempat, ketika sebuah sampan lagi melintas di depanku. Bah... Abang Ismail, lengkap dengan peralatan sentrumnya.... waduh... aku makin pesimis nih. Tapi karena masih pagi, baru jam sembilan, aku terus mengayuh perahu aga ke hulu. Setelah melewati bebatuan yang banyak bertebaran, aku sampai di bagian teluk yang arusnya agak sedikit tenang, bahkan cenderung berbalik arah ke hulu.

Bambu panjang yang kusiapkan dari jamban di seberang tadi kutancapkan ke tepi, dekat dengan rangkang ( pohon mati ) yang tumbang ke sungai, yang merupakan tempat bersembunyinya udang dan ikan. Jadi bambu sepanjang 3 meter lebih tersebut menjulur ke tengah, lantas ujungnya aku duduki sehingga sampan yang aku pakai diam tak bergerak.
Udang Galah,
Nyam nyam nyam ...

Mulailah aksiku untuk yang kedua. Kali ini aku menurunkan ke llima-lima pancing dengan umpan berbagai variasi. Cacing Nipah yang jadi andalanku, Tamaw ( cacing Liar ) anak udan dan cacing biasa yang banyak di tepi kapuas. Belum sempat menyalakan rokok, joran paling ujung bergerak lembut, aku yakin... sagat yakin... ini pasti sepit biru yang aku cari. Perlahan joran ku angkat sambil tangan kiriku mengendurkan setelan drag reelnya, terasa berat, seperti mengangkat kantong plastik atau sampah. baru empat atau lima kali putaran reel... Joran menukik tajam... dengan sentakan yang begitu kuat, beruntung tadi drag sempat aku kendorkan. Setelah hampir satu menit, akhirnya si Sepit biru menyerah di tanganku.... wuihhhh, kutaksir beratnya mencapai 4 ons.... pantas saja tarikannya begitu kuat seakan hendak mematahkan joran.

Pokoknya, hari pertama liburanku di balai nanga, luar biasa... aku dapet lumayan buanyak udang, Udang Galahnya aja 7 ekor, belum lagi udang dara (udang telo') dan udang-udang kecil serta beberapa jenis ikan air tawar seperti ikan tilan, temongkah, patik (anak ikan Baoang)... Aku mancing sampe bego... bener bener sampe bego.... puas dah pokoknya....

Salam Mancingersssssss......
Agen Bola