Agen Bola

Budidaya Ikan Lele Agar Cepat Besar


Budidaya Ikan Lele Agar Cepat Besar

PEMELIHARAAN LELE AGAR BISA
PANEN UMUR 2 BULAN (tahap
Pembesaran)
Ada beberapa factor yang harus diperhatikan
agar lele bias dipanen pada umur dua bulan
sejak tebar bibit. Factor-faktor ersebut
berhubungan dengan pakan, pemberian
suplemen, pola pemberian pakan, pengontrolan,
dan kebersihan air.
JENIS PAKAN
Dalam usaha pembesaran, biasanya
pembudidaya memberikan dua jenis pakan, yaitu
makanan pokok berupa pelet ikan tipe FF999,
781-SP, 781-2, dan 781 serta pakan alternatif
atau tambahan.
Pemberian pakan tambahan selain bertujuan
untuk menghemat biaya pakan, juga untuk
menggenjot pertumbuhan lele. Pakan tambahan
tersebut bisa berupa keong mas, bekicot, limbah
peternakan, limbah pemotongan hewan, limbah
ikan, dan ikan sisa tangkapan nelayan.
ΓΌ Pakan alternatif
1. Keong mas dan Bekicot
Keong mas dan bekicot mengandung protein
yang tinggi dan sangat baik untuk memacu
pertumbuhan lele. Keong ,as dan bekicot
merupakan hama dan sekaligus musuh petani.
Jadi, pemanfaatan keong mas dan bekicot
sebagai makanan tambahan lele mempunyai
fungsi ganda, selain memberantas hama
tanaman, juga untuk menghemat biaya
pembelian pakan.
Sebelum diberikan ke lele, camgkang keong mas
atau bekicot harus dopecah, kemudan dagingnya
dipisahkan dari cangkang tersebut. Agar
pemberian pakan merata, sebaiknya cincang
daging bekicot atau keong mas terlebih dahulu
sebelum diberikan ke lele. Tebarkan daging
tersebut secara merata ke dalam kolam
pembesaran. Ukuran bibit lele yang sudah bias
diberi pakan tambahan yakni sebesar jari
kelingking.
2. Limbah Peternakan
Limbah yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya
lele berupa ayam mati yang dapat diperoleh di
tempat penampungan atau pada tukang potong
ayam. Ayam tersebut biasanya mati akibat
terjepit atau berdesak-desakan selama dalam
perjalanan menuju tempat pemotongan.
Ayam mati tidak bias langsung diberikan ke lele.
Ayam harus dibakar hingga bulunya habis.
Setelah itu, ceburkan ayam ke dalam kolam.
Lele akan segera memakan santapan tersebut
hingga habis. Pemberian pakan ini tidak boleh
melebihi kebutuhan lele. Sisa pakan yang
berlebih bisa mencemari dan mengotori air
kolam. Kolam yang kotor mengundang
tumbuhnya berbagai bibit penyakit.
3. Limbah Pemotongan Hewan
Ada dua macam limbah pemotongan hewan
yang bisa diberikan ke lele, yaitu darah dan
jeroan hewan. Darah hewan sangat baik untuk
pertumbuhan bibit lele karena mengandung gizi
yang tinggi. Darah hewan yang bisa diambil di
antaranya darah kambing, darah sapi, atau
kumpulan darah ayam potong. Sebelum
diberikan, darah tersebut harus direbus hingga
beku ataumenggumpal (marus). Namun,
pemberian marus ini agak riskan, karena air
cepat kotor. Karena itu, marus harus dicampur
dengan pakan utama berupa pelet yang diseduh
dengan air panas.
Selain darah, jeroan ayam potong juga bisa
diberikan sebagai pakan lele. Limbah
pemotongan hewan ini bisa diperoleh di tempat
pemotongan hewan atau ayam potong.
4. Limbah Ikan dan Sisa Tangkapan Nelayan
Limbah ini bisa diperoleh di penjual ikan atau
pada usaha pemindangan ikan. Pemanfaatan
limbah ikan ini, selain baik untuk pertumbuhan
lele, juga merupakan cara menghemat biaya
pemeliharaan, karena limbah ikan tidak
diperjualbelikan atau bisa diperoleh Cuma-
Cuma.
Jika lokasi usaha budidaya lele dekat dengan
pantai, pembudidaya lele dapat memanfaatkan
ikan sisa tangkapan nelayan yang sudah tidak
layak lagi dikonsumsi oleh manusia. Ikan ini
harganya tidak mahal dan baik digunakan untuk
mempercepat pertumbuhan lele. Ikan tersebut
bisa langsung diberikan ke lele. Namun, jka
ukurannya cukup besar, sebaiknya cincang
terlebih dahulu.
PEMBERIAN SUPLEMEN
Sama seperti pada usaha pembenihan, usaha
pembesaran lele juga memerlukan suplemen
untuk meningkatkan selera makan lele.
Suplemen yang digunakan berupa gula, susu,
atau madu yang dicampurkan dengan pelet.
Takarannya, sama dengan suplemen yang
diberikan pada pakan benih, yaitu 1 sdm gula, 1
sdm madu, atau susu kental mans untuk 1 kg
pelet.
Untuk satu kali masa produksi lele konsumsi
dari 10.000 ekor benih yang setara 1 ton lele,
susu yang terpakai hanya dua kaleng.
Sementara itu, madu sebanyak 1 botol dan gula
pasir hanya butuh 1,5kg. pemberian suplemen
harus diselang-seling, kadang diberi kadang
tidak.tergantung pada Anda. Jika Anda ingin
cepat, siplemen harus diberikan setiap hari.
POLA PEMBERIAN PAKAN
Pada dasarnya pola pemberian pakan untuk
usaha pembesaran lele sama dengan pola
pemberian pakan pada usaha pembenihan.
Namun, jenis pakan dan porsinya yang berubah
karena disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan
lele. Makin besar lele, makin banyak pakan yang
dibutuhkan. Umumnya, lele cukup diberi makan
3-4 kali sehari, yakni pada pagi (0.00-09.00),
sore (16.00-17.00), dan malam hari
(20.00-22.00).
JUMLAH PAKAN YANG DIBERIKAN
Tidak ada petunjuk ang jelas mengenai berapa
banyak makanan yang harus diberikan untuk
seekor lele dalam satu hari. Namun, pakan yang
diberikan tidak boleh kurang dari 10% berat
tubuh ikan. Bila kita bicara pembesaran lele,
semakin sering diberi makan, secara logika lele
akan semakin cepat besar. Artinya pemberian
pakan harus sesering mungkin, tetapi jangan
berlebihan. Pemberian pakan yang terlalu sering
berisiko terhadap kecepatan keruhnya air.
Akibatnya, kolam harus sering dikuras dengan
mengganti sebagian air. Namun, jika sumber air
berasal dari saluran irigasi yang dialirkan melalui
pipa ke dalam kolam terpal, airnya tidak perlu
diganti hingga panen.
PENGONTROLAN
Pengontrolan dalam usaha pembesaran lele
sama fungsinya dengan pengontrolan yang
dilakukan dalam usaha pembenihan, yaitu untuk
memastikan apakah usaha pembesaran lele
yang kita lakukan berjalan sesuai dengan
rencana atau tidak. Ada kendala dan masalah
atau tidak. Jika ada masalah, baik itu
menyangkut ikan, pakan, air, dan kolam,
tindakan apa yang harus kita lakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Pengontrolan bersifat wajib, jika kita
menginginkan usaha yang sukses. Jangan
berharap untung besar, jika lele kekurangan
pakan, airnya kotor, atau kolam bocor.
Ketekunan Anda sangat dibutuhkan dalam usaha
budidaya ini.
PENGURASAN KOLAM
Pengurasan tidak perlu dilakukan setiap hari,
cukup setiap 3-5 hari sekali hingga waktu
panen, karena secara fisik lele sudah kuat dan
mempunyai daya tahan yang tinggi. Tahapan
kerja dalam pengurasan kolam pembesaran
sama halnya dengan tahapan pengurasan kolam
pada usaha pembenihan.
PENYORTIRAN ULANG
Lele di kolam pembesaran harus disortir secara
berkala. Adapun selang waktu penyortiran setiap
10 hari atau 2 minggu sekali. Tujuannya, untuk
menjaga agar perolehan makanan seimbang dan
ukuran lele yang dipelihara seragam.
Penyortiran diperlukan karena pertumbuhan lele
tidak sama. Ada yang cepat besar dan ada yang
pertumbuhannya lambat alias kuntet. Jika
kondisi ini dibiarkan, ukuran lele yang dihasilkan
tidak seragam yang berpengaruh terhadap harga
jual lele.
Ukuran yang tidak seragam merupakan ancaman
bagi lele yang berukuran lebih kecil. Jika
kekurangan makanan, lele yang bongsor bisa
memangsa lele yang lebih kecil. Kondisi ini
tentunya akan berdampak langsung terhadap
jumlah panen.
Untuk mencegah kanibalisme, lele harus disortir.
Hasil sortir dipindahkan ke kolam pembesaran
terpisah sesuai dengan ukuran lele. Pada
prinsipnya proses penyortiran untuk usaha
pembesaran hampir sama dengan proses
penyortiran dalam usaha pembenihan, hanya
selang waktunya agak lebih lama. Selain itu,
ukuran baskom yang digunakan juga berbeda,
seiring pertumbuahan bibit.
Berikut ini tahapan penyortiran dalam usaha
pembesaran lele :
Siapkan peralatan sortir, berupa slang, serokan,
baskom sortir, dan baskom penampungan.
Kurangi air kolam menggunakan slang dengan
bantuan mesin sirkulasi, hingga ketinggian air
mencapai 5 cm.
Serok lele menggunakan serokan kain, lalu
tuangkan ke dalam baskom sortir yang
ditempatkan persis di atas baskom
penampungan.
ele yang disortir akan tertinggal di dalam baskom
sortir, sedangkan lele yang tidak lolos sortir
akan berada di baskom penampungan.
Pindahkan lele di baskom sortiran ke dalam
baskom penampungan hasil sortir. Kembalikan
lele di baskom penampungan ke kolam
pemeliharaan semula. Sementara itu, lele hasil
sortir dipindahkan ke kolam pembesaran lainnya.
Cara Agar Ikan Lele Cepat Besar
Dengan Pakan Tepat
Cara Agar Ikan Lele Cepat Besar Dengan Pakan
Tepat – Budidaya lele adalah salah satu bisnis
yang cukup menjanjikan. Betapa tidak
permintaan pasar akan ketersediaan ikan lele
semakin besar dari tahun ke tahun. Dalam hal ini
ikan lele yang paling mudah dibudidayakan
adalah ikan lele dumbo. Selain memiliki tekstur
daging yang renyah sehingga diminati banyak
orang, ikan lele dumbo juga merupakan jenis lele
yang cepat besar, dan dalam perawatannya juga
sangat mudah dilakukan.
Meski kondisi air tempat memelihara ikan lele
dumbo tidak terlalu bersih, tetapi ikan ini terbukti
dapat bertahan hidup dan berkembang dengan
baik. Oleh sebab itu memelihara ikan lele di
kolam terpal juga sangat layak dilakukan.
Dengan membudidayakan iklan lele melalui
terpal, maka salah satu keuntungan yang bisa
didapatkan adalah usaha ini dapat dijalankan
meski modal yang tersedia tidak terlalu besar
(usaha modal kecil).
Dalam budidaya ikan lele di kolam terpal dapat
dijalani dengan dua tujuan, yaitu sebagai
pembibitan dan juga sebagai konsumsi
(pembesaran). Bila kita memilih budidaya ikan
lele sebagai pembibitan juga merupakan pilihan
yang sangat tepat, sebab kebutuhkan akan bibit
ikan lele juga selalu semakin meningkat setiap
saat. Selain itu budidaya ikan lele dengan tujuan
konsumsi juga merupakan pilihan yang tidak
salah, sebab kebutuhan akan ikan lele untuk
bahan konsumsi juga semakin hari semakin
meningkat pula.
Pakan Ikan Lele Agar Cepat Besar
Ikan lele sesungguhnya merupakan karnivora,
meskipun lele dapat memakan apapun
(omnivora).
Agar lele cepat besar, maka ikan lele harus
mendapatkan pakan berbahan dasar daging
(protein hewani). Jika lele diberi pakan berbahan
dasar nabati maka pertumbuhannya akan sangat
lambat.
Maka dari itu, pakan yang dapat mendorong
pertumbuhan lele dengan cepat adalah keong
mas, belatung, dan sebagainya. Jika
menggunakan pakan buatan (pelet), pastikan
memiliki aroma kuat dan sebagian besar
komposisi nya terdiri dari daging.
——Pada dasarnya pola pemberian pakan untuk
usaha pembesaran lele sama dengan pola
pemberian pakan pada usaha pembenihan.
Namun, jenis pakan dan porsinya yang berubah
karena disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan
lele. Makin besar lele, makin banyak pakan yang
dibutuhkan. Umumnya, lele cukup diberi makan
3-4 kali sehari, yakni pada pagi (0.00-09.00),
sore (16.00-17.00), dan malam hari
(20.00-22.00) . Pakannya adalah pelet dan menu
tambahan cacahan jeroan ayam. Menu
tambahan ini ikan bisa cepat besar. Menu
tambahan ini
juga meningkatkan pertumbuhan lele. Kalau
biasanya sekilo ada tujuh ekor,
setelah diberi pakan tambahan sekilo cuma enam
ekor,
Kalau ada sisa nasi makan malam/siang,
masukkan saja ke kolam, biar
nambah-nambah zat makanan.
atau bisa juga pakan utama menggunakan pakan
pabrik dgn kandungan protein
>32% dan dpt diberi pakan tambahan berupa
limbah peternakan ayam seperti bangkai
ayam,usus,telur yang gagal tetas dengan terlebih
dahulu dibakar/direbus. atau dengan
jeroan ikan,atau ikan-ikan buangan (dipasar
bnyk kok).
–tidak wajib– Untuk tambahan Pakannya
sediakan seperti dibawah ini;
1. Ampas tahu
2. Katul (dedek halus) dari padi
3. Ikan Asin BS(dihaluskan) lebih bagus di rebus
dahulu
dengan perbandingan 10:5:1 jd setiap 10 kg
ampas tahu,+5kg katul,+ 1kg ikan asin
bs aduk jadi satu, berikan sesuai kebutuhan.
Jenis-jenis pakan alternatif untuk ikan lele
1. Keong mas dan Bekicot
Keong mas dan bekicot mengandung protein
yang tinggi dan sangat baik untuk memacu
pertumbuhan lele. Keong ,as dan bekicot
merupakan hama dan sekaligus musuh petani.
Jadi, pemanfaatan keong mas dan bekicot
sebagai makanan tambahan lele mempunyai
fungsi ganda, selain memberantas hama
tanaman, juga untuk menghemat biaya
pembelian pakan.
Sebelum diberikan ke lele, camgkang keong mas
atau bekicot harus dopecah, kemudan dagingnya
dipisahkan dari cangkang tersebut. Agar
pemberian pakan merata, sebaiknya cincang
daging bekicot atau keong mas terlebih dahulu
sebelum diberikan ke lele. Tebarkan daging
tersebut secara merata ke dalam kolam
pembesaran. Ukuran bibit lele yang sudah bias
diberi pakan tambahan yakni sebesar jari
kelingking.
2. Limbah Peternakan
Limbah yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya
lele berupa ayam mati yang dapat diperoleh di
tempat penampungan atau pada tukang potong
ayam. Ayam tersebut biasanya mati akibat
terjepit atau berdesak-desakan selama dalam
perjalanan menuju tempat pemotongan.
Ayam mati tidak bias langsung diberikan ke lele.
Ayam harus dibakar hingga bulunya habis.
Setelah itu, ceburkan ayam ke dalam kolam. Lele
akan segera memakan santapan tersebut hingga
habis. Pemberian pakan ini tidak boleh melebihi
kebutuhan lele. Sisa pakan yang berlebih bisa
mencemari dan mengotori air kolam. Kolam yang
kotor mengundang tumbuhnya berbagai bibit
penyakit.
3. Limbah Pemotongan Hewan
Ada dua macam limbah pemotongan hewan
yang bisa diberikan ke lele, yaitu darah dan
jeroan hewan. Darah hewan sangat baik untuk
pertumbuhan bibit lele karena mengandung gizi
yang tinggi. Darah hewan yang bisa diambil di
antaranya darah kambing, darah sapi, atau
kumpulan darah ayam potong. Sebelum
diberikan, darah tersebut harus direbus hingga
beku atau menggumpal (marus). Namun,
pemberian marus ini agak riskan, karena air
cepat kotor. Karena itu, marus harus dicampur
dengan pakan utama berupa pelet yang diseduh
dengan air panas.
Selain darah, jeroan ayam potong juga bisa
diberikan sebagai pakan lele. Limbah
pemotongan hewan ini bisa diperoleh di tempat
pemotongan hewan atau ayam potong.
4. Limbah Ikan dan Sisa Tangkapan Nelayan
Limbah ini bisa diperoleh di penjual ikan atau
pada usaha pemindangan ikan. Pemanfaatan
limbah ikan ini, selain baik untuk pertumbuhan
lele, juga merupakan cara menghemat biaya
pemeliharaan, karena limbah ikan tidak
diperjualbelikan atau bisa diperoleh Cuma-Cuma.
Jika lokasi usaha budidaya lele dekat dengan
pantai, pembudidaya lele dapat memanfaatkan
ikan sisa tangkapan nelayan yang sudah tidak
layak lagi dikonsumsi oleh manusia. Ikan ini
harganya tidak mahal dan baik digunakan untuk
mempercepat pertumbuhan lele. Ikan tersebut
bisa langsung diberikan ke lele. Namun, jka
ukurannya cukup besar, sebaiknya cincang
terlebih dahulu.
meramu pakan supaya ikan lele
cepat besar
MERAMU PAKAN UNTUK PEMBESARAN
LELE
Sejak krisis ekonomi tahun 1998,
kebutuhan ikan lele meningkat dengan
cukup pesat. Sebab konsumen daging
sapi banyak yang baralih ke daging
ayam, sementara konsumen daging
ayam banyak yang pindah ke ikan. Dan
ikan yang paling banyak diminta
konsumen adalah lele. Sebab dibanding
dengan ikan mas, nila dan patin, maka
harga lele termasuk paling rendah.
Lebih-lebih dengan gurami. Harga per
kg. ikan mas saat ini Rp 15.000,-
ditingkat konsumen. Sementara
hargalele hanya Rp 9.000,- dan gurami
mencapai Rp 25.000,- per kg. Produksi
ikan lele, sebagimana halnya ikan mas,
sudah merupakan agroindustri. Pola
spesifikasi hulu tengah hilir sudah
berjalan cukup baik. Pada bagian hulu
ada industri pakan dan pembenihan. Di
bagian tengah pembesaran ikan
konsumsi dan pemeliharaan calon
induk, serta di bagian hilir hanyalah
sebatas distribusi dan perdagangan.
Sebab daging ikan lele tidak lazim
diolah dan diawetkan. Konsumsi ikan
lele hanyalah sebatas segar (hidup)
untuk digoreng (termasuk pecel lele)
atau dimasak basah (mangut).
Industri hulu pembenihan lele, dibagi
menjadi tiga spesifikasi. Pertama
produsen burayak, yakni anak ikan
ukuran di bawah 1 cm. Pada bagian ini,
peternak akan melakukan pemijahan
induk secara buatan, menetaskan telur
di akuarium, kemudian membesarkan
anak ikan dalam bak-bak pembesaran
sampai mencapai ukuran sekitar 1 cm.
Burayak ini selanjutnya akan
dibesarkan dalam bak-bak berukuran
lebih besar sampai mencapai ukuran
kebul, yakni benih ikan berukuran
antara 1 sd. 3 cm. Selanjutnya kebul
akan dibesarkan lagi dalam kolam atau
bak yang berukuran lebih besar lagi,
hingga mencapai ukuran antara 3 sd 5
cm. yang disebut sebagai putihan. Saat
ini putihan lele banyak yang berukuran
7,5 sd. 10 cm. Hingga pembesaran lele
konsumsi bisa dipersingkat antara 1 sd.
3 bulan saja. Yang dimaksud sebagai
bak pembesaran, bukanlah bak
permanen dari batu bata dan semen
atau beton. Bak tersebut hanya berupa
batu bata yang ditata membujur sebagai
dinding setinggi 50 cm, hingga
membentuk segi empat dengan ukuran
sesuai volume benih yang akan
dibesarkan. Kadang-kadang dinding bak
tersebut hanya berupa papan yang
diperkuat kaso. Sebagai dasar bak,
dihamparkan pasir yang kemudian
diratakan serta dipadatkan. Bak
darurat itu lalu dilapis plastik.
Air yang digunakan hanyalah air sumur
biasa, air dari kali atau sumber air
lainnya. Peralatan yang sangat penting
adalah pompa sedot yang dihubungkan
dengan filter. Air dalam bak darurat itu
harus bersirkulasi dengan bantuan
pompa, masuk ke dalam filter untuk
menyaring kotoran lalu dikembalikan
ke dalam bak. Teknologi ini sudah biasa
dipergunakan oleh penangkar benih
ikan dalam menangani air akuarium.
Juga digunakan dalam kolam-kolam
taman di perumahan. Praktis, investasi
bak demikian sangat murah. Nilai
paling tinggi hanyalah pada plastik dan
pompa. Satu petak bak ukuran 3 X 5 m.
misalnya, hanya akan menghabiskan
biaya sekitar Rp 50.000,- apabila kita
membangun minimal 5 petakan. Pompa
berikut filternya sekitar Rp 250.000,-
yang bisa digunakan untuk sirkulasi
bagi 5 petak kolam tersebut. Hingga
investasi tiap petaknya hanya sekitar
Rp 100.000,- Komponen biaya paling
tinggi dalam industri peternakan dan
perikanan adalah pakan. Apabila
peternak menggunakan pakan buatan
dari toko, nilainya bisa mencapai 70%
dari seluruh komponen biaya. Saat ini
harga pakan buatan sudah sekitar Rp
2.500,- per kg. Karenanya, para
peternak lele biasanya memilih
menggunakan pakan ramuan sendiri
hingga marjin yang diperoleh bisa lebih
besar dibanding penggunaan pakan
buatan pabrik.
Biasanya, para peternak akan meramu
pakan yang terdiri dari dedak halus
(bekatul) 20%, ampas tahu 20%, menir
atau jagung giling 20%, dan ayam
broiller mati yang dibeli borongan di
peternakan ayam atau ikan rucah yang
dibeli di TempatPelelangan Ikan (TPI)
sebanyak 35%, tepung tapioka 5% dan
vitamin C serta B Complex. Ayam
broiller atau ikan tadi dibersihkan dan
hanya diambil dagingnya. Tulang,
jeroan serta kulit dibuang. Selanjutnya
bahan-bahan itu digiling menggunakan
gilingan daging manual. Hasilnya
berupa adonan yang liat. Adonan
dibentuk lempengan seperti pempek
Palembang lalu dikukus sampai benar-
benar masak. Tanda kemasakan
adalah,apabila ditusuk, sudah tidak ada
bagian yang berwarna keputih-putihan.
Pakan ramuan sendiri inilah yang
dijadikan menu sehari-hari lele
tersebut. Baik yang masih berupa
burayak, kebul, putihan maupun lele
konsumsi. Bedanya, pada pakan
burayak, komposisi protein hewaninya
diperbesar menjadi 50% dengan
ditambah kuning telur. Telur-telur ini
pun merupakan telur afkir yang
kondisinya masih bagus, yang dibeli di
pengusaha penetasan telur ayam
maupun itik. Dedak halus, ampas tahu
dan menir atau jagungnya dikurangi
hingga masing-masing tinggal 15%.
Pakan berupa “kue kukus” tersebut bisa
tahan disimpan di kulkas sampai
dengan 1 minggu. Hingga produksi
pakan yang sangat merepotkan ini bisa
dilakukan selang 1 minggu sekali, 3 hari
sekali atau sesuai dengan kesempatan
dan kebutuhan. Cara pemberian pakan
cukup dengan ditaruh dalam tampah,
nyiru atau nampan kayu dan
dimasukkan ke dalam bak atau kolam.
Tampah,  nyiru atau kotak kayu ini
dibuat tiga susun. Tampah paling
bawah berukuran paling besar, yang
ditengah tanggung dan yang di atas
paling kecil. Tiga tampah ini diikat
kawat dengan jarak sekitar 15 cm. dan
diberi gantungan untuk
mengikatkannya di tiang pancang,
hingga tampah paling atas hanya masuk
ke dalam air sebatas 10 sd. 20 cm.
Pakan hanya ditaruh pada tampah
bagian atas. Tetapi karena lele itu akan
makan secara berebutan, maka pakan
akan berhamburan dan jatuh pada
tampah kedua. Di sini pun pakan
diperebutkan dan kembali
berhamburan. Tetapi karena pakan di
tampah kedua hanya merupakan
ceceran dari tampah diatasnya, maka
yang jatuh ke tampah ketiga pun
volumenya terbatas.
Dengan cara tersebut, pakan yang jatuh
dan masuk ke dalam kolam bisa
diminimalkan. Burayak, kebul, putihan
atau lele di kolam pembesaran itu akan
langsung berebutan setiapkali pakan
disajikan. Porsi pemberiannya harus
pas. Cara untuk mengukur kebutuhan
pakan adalah dengan menaruh pakan
sedikit demi sedikit. Kalau pakan yang
ditaruh habis, berarti perlu ditaruh
sedikit lagi. Demikian seterusnya
sampai anak lele atau lele konsumsi di
kolam pembesaran itu tidak mau makan
lagi. Setelah lele kenyang, maka tempat
pakan itu diangkat agar pakan yang
tersisa tidak mencemari kolam.
Pemberian pakan harus dilakukan
sesering mungkin. Dalam sehari,
pemberian pakan bisa berlangsung
empat sampai lima kali. Keterlambatan
pemberian pakan, juga pemberian
pakan dengan frekuansi hanya dua
sampai tiga kali, akan mengakibatkan
sebagian lele mengalami kelambatan
pertumbuhan, sementara sebagian lain
akan tumbuh dengan sangat pesat.
Akibatnya akan terjadi kanibalisme.
Lele yang kontet menjadi mangsa lele
yang pertumbuhannya sangat pesat.
Individu lele yang sering melakukan
kanibal, akan tumbuh lebih pesat lagi
hingga potensial untuk memangsa
teman-temannya lebih banyak lagi.
Harga dedak halus, saat ini Rp 800,- per
kg. (kering). Harga ampas tahu sekitar
Rp 150,- (basah). Harga ayam mati Rp
1.000,- per ekor bobot 1,5 kg. kotor atau
0,75 kg.daging. Menir atau jagung
giling Rp 1.500,- per kg. Tepung tapioka
Rp 2.000,- per kg. Vitamin-vitamin
senilai Rp 50,- per kg. ramuan. Dengan
komposisi dedak halus, ampas tahu dan
menir 20%, ayam 35% dan tepung
tapioka 5%, maka nilai pakan dengan
bobot 10 kg adalah Rp 10.900,- atau per
kg. basah Rp 1.140,- Biaya produksi
(tenaga kerja + bahan bakar) sekitar Rp
200,- per kg. Hingga total nilai pakan
Rp 1.340,- bobot basah atau bobot
kering Rp 2 000,- Dengan asumsi harga
pakan pabrik Rp 2.500,- per kg, maka
harga pakan ramuan sendiri ini lebih
murah Rp 500,- per kg. Harga lele di
tingkat peternak, saat ini Rp 5.500,-
dari harga tersebut, peternak
mengambil marjin sekitar 20%, hingga
harga pokoknya Rp 4.400,- Dari harga
pokok tersebut, sekitar 70% atau Rp
3.080,- merupakan nilai pakan. Harga
ini menggunakan patokan perhitungan
pakan pabrik dengan bobot 1,232 kg.
Apabila menggunakan pakan ramuan
sendiri dengan nilai Rp 2.000,-per kg,
maka nilai pakan itu hanya Rp 2.464,-
Berarti, dari tiap kg. ikan lele yang
diproduksi menggunakan pakan
ramuan sendiri, peternak memperloleh
tambahan marjin Rp 616,- Dengan
volume pembesaran lele 10 ton dalam
jangka waktu 3 bulan, maka marjin
tambahan yang bisa diperoleh peternak
dari penggunaan pakan tambahan
adalah Rp 6.160.000,-
Perhitungan ramuan pkan dengan
konversinya pasti akan sangat
bervariasi, tergantung lokasi
peternakan dan kejelian peternak untuk
memperolehbahan pakan yang
berkualitas sama baik tetapi dengan
harga yang jauh lebih murah. Kelebihan
penggunaan pakan buatan sendiri
adalah, peternak bisa mengatur
komposisi protein hewani maupun
nabatinya, sesuai dengan ketersediaan
bahan yang ada. Peternak juga bisa
mempertinggi prosentase protein
hewaninya agar pertumbuhan lele bisa
dipercepat, namun tanpa terlalu besar
menambah beban biaya pakan akibat
pembengkakan nilai protein hewani
terebut. Ini semua memerlukan kejelian
yang luarbiasa, hingga keong sawah
atau darat, kepompong ulat sutera dan
cacing tanah misalnya, akan mampu
memperbesar marjin. Pemeliharaan
cacing tanah, paling tinggi hanya boleh
menghabiskan biaya produksi Rp 2.000
per kg. Ini dimungkinkan sebab
komponen pakan cacing adalah limbah
organik. Meskipun nilai gizi cacing
tanah terlalu tinggi untuk dimanfaatkan
bagi pembesaran lele. Cacing tanah
lebih cocok untuk pakan pembesaran
ikan yang nilai ekonomisnya juga lebih
tinggi dari lele.
rahasia agar lele cepat besar
Rahasia agar lele cepat besar pasti ingin diketahui oleh Anda,
para pembudidaya ikan lele bukan? Seperti yang diketahui, sekarang ini budidaya lele sudah menjadi satu bisnis yang cukup
menjanjikan keuntungan besar. Hal itu mengingat banyaknya permintaan ikan lele dari pasar dari hari ke hari. Ada banyak
sekali jenis- jenis ikan lele, salah satunya yang paling populer adalah lele dumbo. Ya, ikan lele
dumbo memang memiliki sejumlah keunggulan,
seperti cara membudidayakannya yang
lebih mudah, daging bertekstur yang renyah
sehingga menjadi nomor satu untuk
dikonsumsi masyarakat, cara perawatan
yang efisien, serta merupakan jenis ikan lele
yang cepat tumbuh dan berkembang hingga
mampu membesar dalam waktu yang lebih
cepat. Ikan lele dumbo juga bisa bertahan
hidup dengan baik, meskipun dalam kondisi
air yang tidak terlalu bersih.
Pada umumnya, setiap pembudidaya ikan
lele akan membuat kolam terpal dengan 2
tujuan berbeda, yakni lele sebagai konsumsi
ataupun pembibitan. Kedua tujuan tersebut
memang sama-sama menguntungkan,
sebab pasar tidak hanya meminta pasokan
ikan lele untuk konsumsi saja, tetapi
permintaan untuk bibit lele juga makin
meningkat setiap harinya.
Rahasia agar lele cepat besar yang perlu
kita ketahui adalah sebagai berikut :
1. Jika menggunakan kolam terpal,
tambahkan volume air seiring dengan
perkembangan ukuran ikan lele. Selain itu,
jangan lupa sediakan pula rumpon sebagai
tempatnya bersembunyi yang sesuai
dengan habitat aslinya.
2. Beri pakan pelet tiga hingga lima kali
dalam sehari dalam jumlah yang dikurangi
dari porsi pemberian 2 kali sehari seperti
biasanya. Sebisa mungkin berilah makanan
alami seperti keong emas, rayap, kerang,
bekicot, dan sebagainya untuk tumbuh
kembangnya ikan lele. Pakan alami tersebut
sangatlah penting karena mengandung
protein tinggi sehingga lele dapat
bertumbuh dengan lebih cepat.
3. Gantilah air di dalam kolam terpal
setiap minggunya supaya menghindarkan
ikan lele dari serangan berbagai penyakit
yang dapat menghambat tumbuh dan
kembangnya. Jangan biarkan air di kolam
menjadi penyebar bau yang tidak sedap.
4. Rahasia agar lele cepat besar lainnya
adalah dengan memberikan suplemen
secara rutin. Suplemen yang dimaksud bisa
dibuat dengan mencampurkan pelet, madu,
susu, dan gula.
BEBERAPA WARNA AIR PADA KOLAM
Menurut kami ada tiga warna air yang yang
mempengaruhi pertumbuhan lele :
Gambar 1 : Kolam Dengan Warna Air Hijau
Kuning












Gambar 2 : Kolam Dengan Warna Air Hijau





Gambar 3 : Kolam Dengan Warna Air Hijau Biru

Warna – warni air diatas berubah pada saat
seiring pertumbuhan ikan lele. Dimana pada
Gambar 1 kondisi kolam kosong dan mau proses
penebaran benih, Gambar 2 kodisi kolam terisi
dengan umur lele mendekati remaja dan Gambar
3 kondisi kolam terisi dengan umur lele remaja
akhir mendekati masa – masa panen. Salah satu
penyebab awal terjadinya perubahan warna air
pada kolam – kolam tersebut adalah tidak
terlepasnya penggunaan pupuk organik dan
keadaan kondisi lahan. Warna – warni air
tersebut merupakan salah satu penyebab
pertumbuhan ikan lele yang sangat cepat
berdasarkan salah satu peneliti Bapak Ir. Syarif
Bastaman, Msc peneliti lulusan dari Inggris. Ciri
– ciri ikan lele yang dihasilkan adalah :
1. Daya tahan ikan lele kuat
2. Daya rangsang makan ikan lele tinggi
3. Pertumbuhan ikan lele cepat
4. Warna ikan lele mengkilat dan jelas,
5. Rasa ikan lele lebih gurih dan
6. Ikan lele lebih gemuk serta berbobot.
Selamat mencoba..................
Agen Bola